Monday, 29 February 2016

Semoga Negeri Ini Segera Siuman dari Tidur Panjangnya


Tujuh puluh tahun lamanya negeri ini telah merdeka. Sekarang kita bisa saksikan bendera merah putih dapat berkibar dengan gagah di langit biru. Tak ada gemuruh suara tembak-menembak yang kita dengar tiap hari. Tak ada suara meriam atau bunyi bom-bom yang meledak menakutkan diri. Setiap hari justru kita disambut dengan siaran televisi. Disambut dengan berbagai berita pagi, yang ditemani dengan suguhan segelas kopi dan roti. Enak memang, namun ternyata saat kita menyadari tentang apa yang diberitakan di televisi. Niscaya kita sering kali harus bersedih hati. Sedih dan gundah, kenapa negeri kita jadi seperti ini?

Kita semua mungkin sudah menyadari, memang ada yang tidak beres di negeri ini. Banyak hal-hal yang bikin kita muak sendiri. Korupsi yang masih saja mempromosikan aktor-aktor baru. Seolah tak ada habisnya tikus-tikus tak tahu malu itu menguras kekayaan negeri ini. Kita pun bisa melihat para petinggi negeri ini sedang petak umpet dalam pemerintahan. Saling sembunyi dari berbagai kekisruhan yang ada. Belum lagi para pejabat yang berdebat penuh semangat, meributkkan etika dan kehormatan. Namun seperti debat dengan penuh drama dan kepalsuan. Hingga kita pun jadi penonton yang kebingungan, sambil pengen lempar sandal di muka-muka yang penuh kedustaan itu. Ada pula yang lagi marak tentang gemerlapnya dunia prostitusi. Kita semua disuguhkan betapa murahnya harga diri untuk dibeli dengan materi. Entah itu fakta atau sebuah fiksi dunia televisi, namun kita jadi menyadari betapa bobroknya moral yang sedang menggerogoti budaya negeri ini.

Rasanya kok negeri kita semakin amburadul saja. Apa-apa seolah jadi susah, ah cari kerja susah, ah usaha susah, ah kita jadi banyak ah. Kesenjangan ada dimana-mana. Disaat banyak pengemis menyodorkan kaleng meminta-minta, disisi lain banyak pejabat laknat yang menyelipkan proposal rekayasa atau bohong belaka hanya untuk membuncitkan perutnya dengan limpahan rupiah. Kriminalitas terjadi begitu maraknya, begal dan rampok seolah mendapat penghargaan tentang keeksisannya. Dunia pendidikan yang tebongkar banyak kebusukan tentang para penjual dan pembeli ijazah. Dengan mudahnya banyak orang memakai toga wisuda, tanpa mengerti satu tambah satu sama dengan dua. Kita tentu sangat berharap,

"Semoga negeri ini segera siuman dari tidur panjangnya."

Kita semua yang peduli dengan negeri ini pastilah menginginkan adanya perubahan yang segera terjadi. Dimulai dari pemilu tahun lalu yang sebenarnya sangat kita harapkan untuk bisa menjadi batu loncatan untuk perbaikan negeri. Kita begitu antusias untuk memilih para pemimpin negeri. Namun faktanya, memang perubahan itu tak bisa terjadi seketika dengan cepatnya. Kita menyadari bahwa perubahan tidak bisa dipasrahkan kepada para pemimpin semata. Semua itu tidak bisa dibebankan kepada mereka yang duduk di bangku pemerintahan sana. Apalagi sekarang saat kita melihat drama politik yang seolah semakin meudarkan rasa percaya kepada mereka. Hingga kadang rasa pesimis kepada para pemimpin itu muncul di benak kita. Namun kita harus meyakini, diantara mereka juga masih banyak orang baik yang sangat peduli dengan negeri ini.

Sekarang, tentu kita sudah capek dengan namanya berdemonstrasi meminta perubahan. Berteriak kesana-kemari seolah tak pernah dapatkan jawaban. Suara jeritan hati masyaralat yang ingin negerinya segera pulih dari segala kekacauan. Namun apalah daya bagi kita, apa yang kita tuntut dari para pemimpin seolah tak punya power untuk dilaksanakan. Mungkin lebih tepatnya kita tidak sedang menuntut mereka, namun kita berharap kepada mereka. Karena kita memang rakyat biasa, walau yang sebenarnya justru adalah penguasa negeri demokrasi ini. Sehingga kita perlu memahami, untuk bisa menjadikan negeri ini berubah. Kita tak perlu banyak menunggu para pemimpin negeri ini berubah, mungkinlah jalan yang paling mudah yang bisa kita lakukan adalah dengan mulai mengubah diri sendiri. Kita mulai dari diri kita sendiri. Walau kita hanya seorang individu, namun sebenarnya negeri ini adalah kumpulan dari para individu. Individu yang telah membentuk populasi lebih dari dua ratus lima puluh juta jiwa, dengan nama Indonesia.

Jika kita tak ingin melihat korupsi di negeri ini terus berkembang, kita bisa budayakan anti korupsi dari kehidupan diri kita masing-masing. Tak ada suap-menyuap dalam tindakan sehari-hari kita, tak mengambil hak orang lain yang bukan hak kita. Karena sebenarnya sebagian dari kita masih saja mentolelir tindakan korupsi yang kecil. Walaupun hanya mengambil selembar uang ribuan, itu juga bagian dari korupsi yang dibiarkan terpelihara di negeri ini.

“Jika kita berteriak ingin negeri ini segera berubah, kenapa kita masih saja bangun kesiangan?”

Kita mungkin terlalu menuntut orang lain untuk serba cepat, namun justru kita sendiri yang pemalas. Lalu bagaimana kalau jutaan orang Indonesia juga malas seperti kita. Tentu negeri ini sulit berubah dan semakin ditinggal oleh negeri tetangga.

“Jika kita ingin para pemimpin bekerja keras, kenapa kita justru sering mengeluh terhadap pekerjaan kita sendiri?”

Siswa-siswa SMA yang malas mendengarkan gurunya. Para mahasiswa yang sering mengeluh karena banyaknya tugas. Para guru dan dosen yang ala kadarnya mengajar putra didiknya. Para pekerja yang setengah-setengah dalam bekerja ketika tak ada bosnya. Hingga akhirnya apakah kita pantas berteriak kepada para pejabat,

“Kerja yang bener dong, jangan minta naik gaji doang!!!”

Ya kita semua sudah muak dengan para pejabat yang dikit-dikit minta kenaikkan gaji. Padahal di berbagai penjuru negeri ini, masih banyak sekali rakyat yang kesulitan untuk makan setiap hari. Kita masih saja meributkan banyaknya gaji yang kita peroleh, padahal ada puluhan ribu guru di negeri ini yang  hanya di bayar sukarela.

Bagi negeri ini kita memang hanya seseorang, mungkin hanya dikenal di lingkungan masing-masing. Tetapi tak ada salahnya jika kita berbuat baik untuk negeri ini dimulai dari kita sendiri. Kita mungkin tak bisa sumbangkan uang miliyaran untuk pembangunan. Namun sedikit saja kita lakukan yang terbaik dalam pekerjaan dan status kita, niscaya kita tak memberi kerugian pada negeri ini. Kita telah memberikan sumbangan kecil kebaikkan untuk negeri ini, walau hanya 0,00000000001 % saja. Jika itu dilakukan oleh banyak orang, niscaya terkumpul puluhan persen untuk kebaikkan negeri ini. Mungkin kita tak bisa mengajak semua orang untuk berbuat baik kepada negeri ini, namun setidaknya saat kita sudah melakukan hal baik dalam pekerjaan atau apapun status kita. Kita telah memastikan masih ada orang yang peduli terhadap negeri ini, yaitu kita sendiri. Maka pertanyaannya,


“Apa yang akan segera kau rubah dari dirimu, untuk perubahan negeri ini?”



sumber : http://www.hipwee.com/opini/jika-kau-ingin-negeri-ini-segera-berubah-mulailah-dengan-mengubah-diri-sendiri/

Friday, 24 July 2015

"Kamu Terlalu BAIK Buat Aku"



Pernahkah Anda dikenai ucapan seperti itu? Yang kemudian membuat Anda bertanya-tanya, kalau memang Anda baik kenapa gebetan Anda justru menolak cinta Anda, yang mana penolakannya mungkin disertai ucapan aku enggak layak buat kamu, atau kamu pantas mendapatkan pasangan yang lebih baik dari aku? Apa sebenarnya arti dari kata baik di konteks penolakan yang menyakitkan ini?

“Baik” dalam hal ini bermakna konotatif, yang artinya adalah: penjilat, koruptif, gampangan, dan suka mencampuri urusan orang lain. Anda kaget dan nggak terima? Berikut ini saya jabarkan secara umum apa saja yang biasanya pria “baik” lakukan.

Saat masa PDKT, sering kali pria “baik” berusaha untuk satu pemikiran dengan gebetannya, meskipun untuk hal yang sebenarnya nggak disetujui. Misalnya, Anda nggak suka orang yang nggak tepat waktu, apapun alasannya. Tapi ketika gebetan Anda datang terlambat, Anda merasa alasan yang dia bilang adalah sesuatu yang wajar. Bahkan, Anda mungkin mencoba membela dia dari orang lain yang menegurnya.
Contoh lain, menurut Anda menonton sinetron adalah kegiatan yang nggak ada manfaatnya. Tapi ketika Anda tahu gebetan Anda pecinta sinetron, Anda ikut-ikutan rajin menonton dan berpendapat bahwa nggak salahnya menonton sinetron. Singkatnya, Anda melanggar pendapat yang Anda pegang sendiri demi menciptakan kesan bahwa Anda dan gebetan satu pemikiran. Dengan kata lain, Anda seorang penjilat.

Anda mungkin juga berpikir bahwa dengan mentraktir dia ini-itu, membelikan dia boneka, tas, dan sebagainya, bisa membuat dia tertarik pada Anda. Nggak cukup sampai disitu, Anda bahkan memberi sedekah pada pengemis atau meminjamkan uang Anda pada teman yang sedang kesulitan uang. Mungkin maksud Anda melakukan semua itu adalah untuk membuktikan pada gebetan bahwa Anda adalah orang yang nggak kesulitan secara finansial. Namun di sisi lain, Anda juga sedang menunjukkan bahwa Anda berharap bisa membeli cinta gebetan dengan uang, dan selain itu Anda sesungguhnya nggak punya apa-apa. Jika demikian, Anda orang yang koruptif.

Gebetan Anda mungkin juga beberapa kali meminta Anda untuk melakukan antar-jemput, menemani berbelanja selama berjam-jam, mendengarkan curhatannya panjang lebar, dll. Dan karena Anda orang “baik”, Anda memenuhi semua permintaannya tanpa syarat. Tapi tahukah Anda, bahwa dengan melakukan “kebaikan” ini Anda sedang menunjukkan diri Anda yang gampangan dan murahan karena Anda bersedia meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga tanpa imbalan untuk seseorang yang belum memberikan kepastian. Mungkin Anda berharap gebetan Anda membalas “kebaikan” ini dengan cintanya. Tapi apakah Anda pikir dia akan memberikan hatinya yang spesial kepada Anda sebagai imbalan atas “kebaikan” yang juga bisa dilakukan oleh ribuan pria lain?

Dan sudah berapa kali Anda berusaha untuk menjadi pahlawan bagi gebetan Anda? Ketika dia sedang punya masalah dengan temannya, Anda berusaha untuk menjadi penengah. Ketika Anda membaca update status di media sosialnya yang mengatakan bahwa dia sedang kelaparan dan malas keluar karena hujan, saat itu juga Anda pergi membeli makanan dan mengantarnya kerumahnya. Atau ketika Anda mendengar kabar bahwa dia baru saja kecurian barang berharga, Anda langsung menghubungi dia untuk memastikan keadaannya dan menghibur dia. Dengan kata lain, Anda melakukan sesuatu di luar urusan Anda. Anda suka terlibat dalam urusan gebetan Anda meskipun bukan kewajiban dan tanggung jawab Anda apabila dia terlibat masalah, kelaparan, dan menjadi korban pencurian.

Mungkin Anda bisa mengelak dengan mengatakan bahwa semua “kebaikan” itu Anda lakukan secara sukarela dan tulus apa adanya. Tapi coba renungkan pertanyaan ini: seandainya Anda tahu endingnya bahwa Anda akan ditolak, apakah Anda tetap akan berbuat “baik” pada gebetanAnda?


Thursday, 5 March 2015

Hindari zona FRIENDZONE Broo !!!



Bro, hari gini masih terjebak friendzone? Duh, sedihnya….
Dekat sih sama dia, tapi dianggap teman saja. Dihubungi sih sama dia, tapi malah numpang curhat sama kamu. Intens perhatian sama dia, tapi nggak kena ke hatinya. Yaelah, bro….

Bagi wanita, friendzone ini adalah wilayah aman di mana dia bisa berhubungan sama kamu, menghabiskan waktu sama kamu, atau mungkin jalan sama kamu, tanpa ada hubungan dan perasaan apapun di antara kalian.

Ada tips penting nih yang bisa membantu kalian menghindari friendzone, tentunya nggak pake cara melas atau ngenes! Biar cinta kalian sampai ke gebetan tanpa harus terperangkap “zona nyaman” cewek.

Bersikap Seperti “Lelaki”


Mau ngajak main gebetan? Jangan ragu-ragu dan jangan tanya gebetan untuk menentukan tempatnya. Saatnya kamu yang memimpin! Ajak dia ke tempat yang kamu inginkan dan beri tahu alasannya. Seperti, “Ada festival music nih, tonton yuk!”, atau “Weekend ada acara? Ke tempat ini yuk!”.

Jangan tunggu lama-lama respon darinya. Karena, wanita yang suka padamu nggak akan berpikir panjang untuk menyetujui ajakanmu. Jadi, kalau nggak merespon, alihkan pembicaraan ke topik lain.

Keluar dari Comfortzone


Contoh sederhana dari comfortzone adalah ketika ingin bermain bersamanya dan teman-temannya pun ikut. Usahakan agar gebetan nggak membawa sahabatnya saat bermain bersamamu, agar dia tahu kalau kamu hanya ingin berdua saja. Tapi, jika memang terpaksa harus bersama teman-teman, mengobrolah bersamanya saat dia sedang sendiri.

Tunjukkan bukti-bukti kalau kamu memang hanya ingin berdua saja dengannya. Biarkan wanita menebak maksud dari tindakanmu itu.

Jangan Bersikap Sebagai Teman


Daripada mendengarkan curhatnya terus menerus atau bertindak sebagai layaknya teman, coba bahas hal lain seperti film kesukaan atau rencana menghabiskan liburan nanti. Sebab, pria sendirilah yang nggak sadar kalau sudah masuk Friendzone karena salah bertindak.

Treat Her Like A Girlfriend


Perhatian yang lebih? Nggak, bukan seperti itu, bro. Yang dimaksud adalah sikapmu yang memperlakukannya bak pacar kamu sendiri. Contohnya, bertanya kabar sepulang kuliah, memuji penampilannya, atau menggenggam tangannya saat sedang jalan.

Tapi ingat ya, jangan berlebihan. Cukup sewajarnya, tapi bermakna di hatinya!

Membuatnya Merasa Istimewa


Saat PDKT, kita boleh memberikan sesuatu padanya. Tapi, pria mainstream akan ngasih boneka, bunga atau coklat, atau hadiah lain yang membuatnya merasa senang tapi nggak nangkap maksud PDKT-mu.

Berikanlah sesuatu secara personal, nggak perlu mahal dan nggak perlu sering-sering. Cari tahu barang yang dia butuhkan atau dia pakai sehari-hari. Kamu harus kreatif namun hati-hati. Ingat, jangan lakukan cara pria mainstream yang disebutkan. Karena, salah-salah dia malah nggak menangkap maksud hatimu. Semua akan jadi sia-sia.

Jangan sampai terjebak friendzone, ya bro! Satu lagi, jika memang gebetan nggak nangkap maksud hatimu atau dia memang nggak suka denganmu, jangan dilanjutkan lagi PDKT-nya, Ok?


Thursday, 27 November 2014

MAMA


Halo Ma,
Apa kabar?
Ah, rasanya ganjil sekali melontarkan itu. Kita satu rumah, namun jarang kutanyakan kabarmu. Anak macam apa aku ini. Makanan yang kau sediakan di atas meja tak lantas membuatku peduli kabarmu setiap hari. Maaf ya, Ma.

Ma,
Mungkin kita jarang berbicara. Saat membuka mulut pun ketika aku perlu dengan dirimu saja, yang berakhir dengan adu argumen. Rasanya susah sekali menahan diri. Apapun yang ada di kepala, aku lontarkan semua. Begitu terucapkan, aku hanya bisa menyesal.
Mama mungkin sudah biasa. Menghadapi ego dan kesoktahuan anaknya. Dari dulu, pikirmu. Tidak apa-apa. Engkau tersenyum, dan tersenyum saja.

Mamaku yang cantik,
Apa aku boleh bertanya? Bagaimana bentukku saat aku keluar dari rahimmu? Aku penasaran, Ma. Hanya bisa kubayangkan sakitnya. Dari situ pikiranku melanglang: ketika 9 bulan membawaku, hal-hal ganjil apa saja yang kulakukan terhadapmu? Bagaimana perasaanmu ketika tahu rasa sakitmu sebagai ibu tak hanya kau derita saat melahirkan saja? Dari situ aku bisa mengerti, betapa sabar dirimu selama ini.

Tapi harus kuakui. Kadang memang aku heran pada sikapmu. Mama pernah marah-marah ketika aku main ke luar rumah sampai jam 12 malam. Mama sibuk meneleponku untuk pulang.

Aku tahu Mama takut terjadi apa-apa denganku di jalan. Tapi tenanglah, Ma. Aku pasti bisa menjaga diri. Bukankah Mama sendiri yang mengajarkan aku untuk berani? Mungkin memang sulit Mama percayai, tapi aku sekarang sudah besar. Sudah tahu bagaimana melindungi diriku sendiri di jalan. Mama ingat pernah menasihati supaya aku pandai berteman? Nah, kini aku punya teman-teman yang bisa kuandalkan ketika aku pulang terlalu malam.

Ma, sebenarnya ada banyak hal yang ingin kusampaikan. Tapi aku terlalu malu untuk mengatakannya langsung. Aku takut melihatmu menangis. Aku tidak tahan melihat air matamu keluar. Apalagi ketika aku harus pergi ke tempat yang jauh dari rumah.
Saat aku hendak berkelana sementara, Mama membuktikan perhatian dengan mempersiapkan barang bawaan untukku. Sayangnya, terkadang aku sendiri bingung barang-barang itu harus aku apakan.

“Ini mama siapin selimut. Bawa ya!”
“Aduh, ntar beli aja di sana. Berat tauk ma!”

Aku masih ingat itu. Aku menolak barang-barang yang sudah kau siapkan untukku. Hanya ketika mau berangkat, aku mengangkutnya ke bagasi. Dengan berat hati.
Namun saat jauh, aku rindu padamu. Ah…Untunglah ada barang-barang ini. Kupeluk saja selimut yang Mama siapkan. Aku tidak jadi kedinginan.

Ma,
Bolehkah aku bertanya tentang impianmu saat muda dulu? Ketika umur 5, 10, atau seumurku, cita-cita apa yang sebenarnya Mama gantungkan? Dokterkah, layaknya anak-anak pada umumnya?

Maaf ya Ma, gara-gara aku, Mama harus bekerja 2 kali lebih keras dari seharusnya.

Ya,
Aku melihatmu sebagai seorang pekerja keras. Bahkan tugas-tugas rumahan sebenarnya menyedot banyak tenaga dan waktu luang. Pagi-pagi sekali, Mama harus bangun untuk memasak sarapan. Selanjutnya, Mama harus menyiapkan sarapan untuk diriku. Mama harus berbelanja agar di rumah ada yang bisa dimakan.

Mama juga banyak bertanya. Pertanyaan Mama pun sebenarnya selalu sama: “Sudah makan belum?”, “Sudah sholat?” Kalau aku menjawab “belum”, nada bicaramu langsung berubah dan sifat cerewetmu mulai keluar. 

Ma, wajahmu mulai menua. Mulai ada keriput disana, membuatku sadar ragamu tidak sekuat dulu. Penyakit mulai mengerogoti tubuhmu. Aku pun pernah harus melihatmu terbaring di atas tempat tidur. Tapi kau malah tetap tersenyum dan menanyakan apa aku sudah makan.

(Ma, tenang! Aku sudah makan!)

Izinkan aku mengatakan sesuatu yang belum sempat kusampaikan langsung. Aku tidak tahu kapan kita akan berpisah. Ada saatnya, aku akan mengantarkanmu ke tempat peristirahatan terakhirmu. Atau mungkin saja Mama yang mengantarkanku. Apapun akhirnya, akan ada saat dimana kita berdua harus rela. Kapanpun itu, hanya Yang Disana yang tahu. Aku hanya ingin mengingat bahwa kita pasti kembali bertemu.
Mama, Ibu, Ibundaku…

Terima kasih sudah memutuskan memilikiku. Terima kasih sudah memperkenalkanku pada dunia. Terima kasih sudah mengajarkanku apa arti perjuangan.
Maafkan anakmu ini yang selalu membuatmu was-was, yang selalu bertindak semrawut …ah!

Aku hanya bisa berharap untuk terus bisa memberikan yang lebih baik lagi untukmu. Secerewet apa pun dirimu, Mama tetap wanita nomor satu bagiku.
Aku tidak bisa memilih siapa yang menjadi ibuku. Mama pun tak tahu anak seperti apa yang akhirnya lahir dari rahim Mama. Tuhan yang mempertemukan kita.

Aku bersyukur bisa berkenalan dengan Mama. Tersenyumlah, Ma, :)


Monday, 24 November 2014

2 Hal Ini (Mungkin) Belum Kamu Lakukan Saat Putus Cinta



Diputusin sama seseorang yang selama ini menemani kamu hampir di setiap waktu? Rasanya memang menyakitkan, ya, Guys. Berharap bisa bersanding bersama dia di pelaminan, tapi justru dia yang malah “mendepak” kamu ke ujung dunia untuk jauh-jauh dari dia. Mengatakan kalau kamu bukan pria yang tepat untuk dirinya. Sakit, apalagi jika selama ini kamu masih berharap dengannya, pasca dia memutuskan kamu hampir 3 bulan yang lalu. 
Beragam respons yang pria lakukan saat putus cinta. Ada yang langsung pergi mabuk-mabukan dengan teman, ada yang menyendiri dan hilang kabar, atau ada yang travelling keliling dunia dengan main Get Rich. Rasanya respons-respons tersebut sangat sah dan wajar, selama hal tersebut dilakukan tidak berlarut-larut, apalagi sampai merugikan diri sendiri. Atau ada lagi sebuah respons yang sangat membuat memalukan bagi kaum pria: memohon-mohon saat tahu wanitanya meninggalkan dia untuk pria lain. Kamu berharap bisa kembali merajut kisah cinta bersama dia. Kamu berharap bisa mengulang dan memperbaiki kesalahan yang dulu. Hal itulah yang membuat kamu terkubur dalam lubang  menyakitkan. Guys! Berhenti lakukan hal-hal konyol seperti itu! Saat wanita sudah “mendepak” kamu dari hidupnya, itu adalah tanda yang sangat jelas bahwa DIA NGGAK MENGINGINKAN KAMU LAGI. Sikap dia yang mana yang masih nggak kamu mengerti bahwa dia berharap kamu tak menganggu dia lagi?

Mungkin banyak tips putus cinta, cara untuk move on, kegiatan apa yang harus dilakukan di saat berpisah dengan pasangan, dan artikel-artikel lain yang berkaitan dengan putus cinta yang sudah kamu baca. Namun, jika kamu masih saja membaca artikel ini, menujukkan bahwa kamu masih saja mengalami hal di atas. Kamu masih sulit move on, terbayang dengan masa lalu sehingga berapa banyak artikel yang kamu baca, nggak akan pernah cukup. Jangan khawatir, di antara banyak artikel tentang move on dan putus cinta, mungkin kamu belum melakukan 2 hal di bawah ini.

Berhenti untuk Menganggap Dia Wanita yang Sempurna
Jika kamu masih memandang handphone dan harap-harap cemas melihat namanya muncul di layar, kini berhenti lakukan hal konyol itu dan letakkan handphone sejauh mungkin. Jika dulu kamu berpikir dia sempurna, kini saatnya buang-buang pikiran itu. Jika dia sudah meninggalkan kamu, maka dia bukan wanita yang sempurna untuk kamu.  Mau dia adalah wanita paling manis dan pintar sedunia,kek. Mau dia adalah chef terbaik untuk dirimu, kek. Mau dia jago di atas ranjang, kek. Mau dia wanita yang paling mengerti kamu, kek. Tetap saja dia adalah "MANTAN" kamu. Berhenti untuk berpikir bahwa dia sempurna, Guys. Si wanita juga memiliki cela,kok. Dia kan yang biasa merengek minta antar-jemput saat kamu lelah? Dia kan yang suka marah-marah sendiri saat PMS? Dia kan yang suka mengatakan terserah berulang-ulang sampai kamu kesal? Dia kan yang selalu tak bisa menghargai usaha kamu sampai menurutnya kamu tak pernah benar? Dan dia kan yang memiliki sikap kenak-kanakan,insecure, cemburuan, sampai melarang-larang kamu? Itu membuktikan bahwa dia nggak sempurna.

Benahi Ego!
Kami sadar betul bahwa pria memiliki ego yang tingggi. Mungkin saja sihkamu merasa sakit hati bukan karena kamu ditinggalkan dia atau masih sayang sama mantan pacar. Melainkan, lebih ke ego yang terluka. Kamu sakit hati karena selama ini kamu dibutuhkan oleh si wanita. Kamu merasa dicintai sama si dia. Kamu merasa superior yang bisa mendepak banyak wanita dulunya, sayangnya hal tersebut dilakukan terlebih dahulu oleh pasanganmu sendiri.
Kamu merasa hancur. Ego kamu terluka. Kamu nggak percaya diri. Kamu merasa nggak dibutuhkan lagi sama siapa pun. Wanita yang (mungkin) tergila-gila dengan kamu dulu, yang akan lakukan apa pun asal kamu nggak marah, yang mau mengikuti apa katamu, kini berbalik arah dan membuang kamu seperti orang yang tak diinginkan lagi. Makanya, nggak jarang banyak pria justru membalaskan dendam kepada wanita lain. Mereka yang sakit hati akan mencari banyak wanita dan bebas memainkan mereka. Menjadikan banyak wanita sebagai pasangannya kemudian membuang satu per satu. Menurut mereka, nggak masalah jika harus menyakiti wanita lain, yang penting ada kepuasan sendiri. Sayangnya jika kamu lakukan itu, justru akan membuat kamu merasa jauh lebih sepi…dan kosong.
Maka daripada capek-capek untuk cari wanita lain, coba benahi dulu egomu yang terluka itu. Nggak perlu melibatkan wanita lain yang nggak mengerti apa pun. Bangun rasa percaya diri semaksimal mungkin. Lakukan apa pun yang kamu sukai, selama itu membuat kamu percaya diri dan tak merugikan orang. Ingat! Wanita bisa jatuh cinta hanya karena kepercayaan diri seorang pria. Itu menujukkan sisi berkualitas kalian.


Jangan Bahas Masalah Keuangan Saat Kencan


Memang benar bahwa kencan pertama merupakan hal yang sangat penting dalam proses PDKT. Kencan pertama memang bisa berakhir baik atau malah sebaliknya. Harus ada sikap waspada dan trik yang cerdas agar kamu nggak terjebak dan gagal dalam kencan pertama. Bagaimana caranya? Salah satunya adalah tidak bermain-main dengan hal yang sensitif, seperti masalah keuangan dalam hal apa pun saat kamu masih baru kenal.

Topik Pendapatan
Mungkin kamu terkesima sekaligus bingung saat pertama dia menjemput kamu kencan, Ladies. Kereta untuk menjemput kamu, bermerek terkenal dengan harga yang tak murah, jam tangannya dengan merek mahal yang sudah menjangkau jutaan rupiah. Kamu bingung apa sebenarnya pekerjaannya dan berapa pendapatan yang dia peroleh setiap bulannya. Namun, sebaiknya simpan dalam hati. Nggak perlu kamu pertanyakan hal itu langsung ke dia. Topik penghasilan adalah hal yang tabu untuk dibicarakan, apalagi kalian baru mengenal. Jangan sampai si dia memberikan cap negatif, Ladies.

Minta Dibayarkan
Pria tahu, kok, kalau etika saat kencan pertama memang mereka yang semestinya membayarkan tagihan makan. Namun, bukan berarti kamu bisa meminta terang-terangan ya Ladies. Sebagai wanita yang mandiri, justru kamu juga mesti inisatif dalam hal tagihan—apalagi jika hubungan kalian berlanjut ke depannya.

Mengeluarkan Banyak Uang
Ini berlaku baik untuk wanita ataupun pria: jangan pernah menghamburkan uang hanya untuk PDKT atau kencan dengan seseorang yang baru kamu kenal. Apa pun motivasimu, menghamburkan dan jor-joran dalam mengeluarkan uang tak akan membuat dia terkesan dengan kamu. Jika kamu pria, sikap tersebut hanya membuat dia merasa kamu sedang memperdaya dan menyogoknya. Jika kamu wanita, kamu akan dianggap sebagai wanita boros. Makanya sebaiknya simpan uang kalian dan keluarkan untuk keperluan yang wajar. Jadi, jika kamu ditolak pun, kamu nggak akan merasa rugi karena investasimu memang tak seberapa.

Tak Menggunakan Voucher
Seorang teman saya yang pernah kencan dengan pria yang dikenalnya, cerita dan memutuskan untuk tidak melanjutkan PDKT ke tahap yang lebih lanjut, hanya karena si pria membayar makanannya dengan sebuah voucher. Waktu itu, memang si pria yang menentukan tempat makan untuk kencan mereka. Namun, baru diketahui bahwa si pria membayarnya dengan sebuah voucher. Sebuah voucher, kartu discount, dan makanan gratis saat kencan memang bisa membuat beberapa orang ilfeel. Memang sih mungkin saja voucher tersebut memang kamu beli. Namun, mengeluarkan voucher saat kencan adalah ide yang buruk. Lebih baik simpan voucher untuk diri kamu sendiri, ya.

Sunday, 23 November 2014

Saat Wanita Bilang "Aku Sudah Punya Pacar"



Ada sebuah skenario di mana suatu hari kamu sedang pergi ke mall. Tujuan utama kamu adalah bertemu dengan wanita-wanita cantik yang ternyata kamu lihat berada tepat tak jauh dari kamu. Kamu berjalan mendekatinya dan mengenalkan diri. Semuanya memang tampak sempurna karena dia menerima kehadiran kamu. Mengobrol panjang lebar, tertawa bersama, dan sesekali memuji penampilan satu sama lain. Kamu merasa mendapatkan lampu hijau. Hingga di ujung percakapan, di saat kamu meminta kontaknya, dia berkata, I have a boyfriend.

Skenario kedua tak jauh berbeda atau bisa dikatakan kelanjutan dari skenario pertama. Kamu dekat dengan wanita yang dikenal di mall. Hubungan kalian nggak sebatas berjabat tangan di mall. Sudah bertukar nomor, saling mengenal satu sama lain. Saking asyiknya, kamu sebagai pria lupa bertanya, “Sudahpunya pacar atau belum?” Karena mendapatkan kesempatan untuk kencan sama dia dua kali dan sepertinya ada lampu hijau, di kencan ketiga inilah kamu akan mengatakan komitmen kamu dengannya. Sayangnya, si wanita justru mengatakan kalau dia sudah punya pacar.

Dua skenario tersebut mungkin masih dialami beberapa pria. Entah dia mengatakan sudah punya pacar di saat awal perkenalan atau bahkan saat kamu mengatakan komitmen setelah beberapa minggu kenal dekat. Alasan Aku sudah punya pacar mungkin terdengar klasik bagi beberapa pria. Bahkan nggak jarang, pria mengartikan kalimat tersebut dengan ribuan makna. Padahal alasan wanita mengatakan itu cukup jelas: DIA NGAK SUKA SAMA KAMU.

Saat wanita mengatakan Aku sudah punya pacar, tergambar jelas bahwa dia memang nggak ingin memiliki komitmen dengan kamu atau mungkin dia memang benar-benar memiliki pacar. Ada juga kemungkinan sih, bisa saja dia berbohong dan kenyataannya memang sedang single, tapi kalimat tersebut menggambarkan jika kamu sedang tidak beruntung untuk mendekati dia. Kalimat itu juga bukan sebuah tes untuk melihat seberapa keras dan gigihnya kamu menginginkan Si wanita,  it just means she’s not interested in a romantic relationship.

Lalu apa yang dia inginkan? Dia secara nggak langsung ingin memberitahu bahwa dia sedang mencari teman dan kamu salah satu targetnya (Oops! Atau mungkin korbannya). Keputusannya memang ada di tangan kamu, menginggalkan atau tetap berteman dengan si wanita. Nggak masalah kok jika tetap berteman, apalagi jika kamu belum memiliki rasa sayang sedikit pun, nggak masalah juga selama kamu nggak mencoba memengaruhi dia untuk putus sama pasangannya. Apalagi jika kamu memiliki kesempatan untuk bisa dikenalin dengan temannya yang tak kalah cantik dari dia. Namun, jika memang kamu masih ngarep, it’s time to forget about this girl, Guys!