“Pacar apaan tuh? Nggak ada guna jadi pacar! Udah tampang jelek, males,
kere lagi! NGGAK GUNA!”
“Kepengen
banget nikah, tapi orangnya mana…”
“Malem minggu meluk guling lagi. Hidup gue sepi banget. Nggak ada yang mau pacaran sama gue ya?”
“Malem minggu meluk guling lagi. Hidup gue sepi banget. Nggak ada yang mau pacaran sama gue ya?”
Ini tahun berapa? Kenapa sih ada banyak sekali orang
yang memakai social media untuk bergalau ria dan memamerkan betapa negatif dan
nggak serunya hidupnya? Sudah berapa orang yang memperingatkan kamu untuk tidak
melakukan itu lagi?
Galau di social media itu nggak ada keren-kerennya
sama sekali. Jauh sekali dari kata keren!
1. Itu hal yang
MEMALUKAN!
Sekarang umur kamu berapa? Bayangkan kamu berada di
mal atau pesta yang dihadiri banyak orang, lalu kamu bilang ke orangtuamu, “Ma,
kayaknya pengen dibeliin Samsung Galaxy S5 deh.” Ketika mamamu menolak
membelikan, apakah kamu langsung menangis meraung-raung di situ saat itu juga?
Ketika kamu galau di social media, situasinya persis
seperti itu. Kamu adalah anak kecil yang merengek di tengah sederetan
orang-orang dewasa!
Apapun alasan timbulnya perasaan galaumu, kalau
sampai ter-posting di social media, yang orang lihat hanyalah kecengenganmu!
Mereka bisa saja senior, rekan kerja, anak buah, atau bahkan HRD perusahaan
yang tadinya akan merekrutmu namun sekarang membatalkan niat mereka. Ingat,
twitter bisa dicari di google dan ada banyak orang yang akan menggoogle namamu
untuk mencari tahu apakah kamu adalah orang yang berkualitas!
Jika di kehidupan nyata kamu
punya rasa malu untuk bersikap cengeng di depan orang, kamu juga harus menahan
diri di social media.
2. Orang Jadi Tahu
Kelemahan Kamu
Tentunya citra yang ingin kamu bentuk adalah yang
positif, yang membuat orang menyukai, menghargai, atau bahkan segan terhadap
kamu. Lazimnya, kamu tidak akan membiarkan sembarang orang tahu kalau kamu
memiliki kelemahan tertentu.
Jadi apa gunanya kamu memberitakan tentang alangkah
membosankan dan garingnya kehidupan kamu di malam minggu? Apa gunanya
memberitakan tentang alangkah lemahnya diri kamu menghadapi kemarahan? Apa
gunanya kamu memberitakan tentang betapa mupengnya kamu untuk dinikahi padahal
kamu nggak laku? Dan yang lebih gila lagi,dengan semua informasi negatif di akun kamu tersebut, kamu
berharap ada orang yang akan tertarik pada kamu? Itu
kegilaan social media yang luar biasa.
3. Orang Lain Nggak
Mau Tahu Urusan Kamu
Rasanya memang enak sekali jika memiliki teman yang
bisa memahami kita, apalagi di saat rapuh. Tapi, berapa banyak sih orang yang
benar-benar peduli pada kita?
Sebaiknya kamu jangan GEER dulu karena kebanyakan
orang justru tidak peduli dengan masalah kamu. Mereka sendiri sudah punya
masalah pribadi yang perlu diurus. Maka hindarilah curhat secara random di
social media. Kalau kamu memang butuh seseorang untuk mendengarkanmu,
teleponlah sahabat dan ceritakan kegalauan kamu.
Kalau memang tanganmu gatal sekali untuk mengetik
kegalauanmu di social media, saya sarankan buat satu akun yang menjadi tempat
sampahmu. Jangan tambahkan siapapun di situ. Fungsikan satu akun itu sebagai
diary-mu. Di situ kamu bebas bersumpah serapah tanpa kuatir ada orang lain yang
akan membacanya.
Saya sendiri pernah mencobanya, rasanya memang
sedikit lega setelah berkeluh kesah dengan cara itu. Tapi siap-siap saja, di
lain hari ketika kamu membaca status/posting tempo hari yang galau itu,
biasanya sih timbul rasa jijik. Kebayang nggak sih? Seperti itulah perasaan teman
kamu di social media yang masih waras ketika mereka membaca kegalauanmu.
Hindari bergalau di social
media itu seperti kamu menghindari penyakit. Kecuali
terpaksa sekali, itu pun dengan bahasa yang diperhalus dan baru di-posting
ketika kamu sudah berkepala dingin lagi, dan jangan sering-sering. Sudahlah,
paling bagus memang melampiaskan emosi melalui aktivitas yang wajar seperti
olahraga, ibadah, meditasi, atau seni. Atau apa saja, asal jangan bergalau ria
di social media.
Galau hanya akan membuat kamu
menjadi orang yang tidak disukai. Kesempatan
yang seharusnya bisa kamu manfaatkan untuk mendapatkan gebetan, malah hilang
begitu saja. Karena kegalauan kamu di sosial media, orang yang tadinya ingin
mengenal kamu lebih dekat, karena kebiasaan bergalau ria akhirnya malah mundur
dan pergi.
Daripada ngetwit galau, mendingan ngetwit tentang
artikel-artikel favorit kamu di aidilsangpemimpin.blogspot.com . :D
No comments:
Post a Comment