Friday, 11 July 2014

Tips Move On Dalam 60 Hari




Galau karena baru putus sama pacar? Mungkin rasanya sangat sedih ketika harus memutuskan hubungan dengan seseorang yang sudah sangat kita sayangi, apalagi sudah banyak kenangan yang dilalui bersama. Namun dunia belum berakhir ketika kamu putus cinta, matahari akan tetap bersinar dan burung akan tetep berkicau menghiasi pagi.  Salah satu hal terberat ketika putus cinta adalah move on. Banyak orang yang terus terlarut dalam kesedihan dalam waktu yang sangat lama. Untuk membantu kamu agar tidak terus menerus merasa sedih, simak tips move on dalam 60 hari berikut ini:

Hari ke  1-7 Beri Waktu untuk Sendiri

Satu hari setelah kamu putus dengan mantan pacarmu, mungkin kamu akan merasa sangat hancur dan hal yang bisa kamu lakukan hanya menangis. Hari pertama kamu masih diizinkan untuk menangis sesuka hati, tuangkan semua emosi yang kamu rasakan, menangislah sepuasnya. Saat air matamu sudah habis, cobalah keluar kamar pergi ke taman dan tenangkan diri. Jalan-jalan sore seorang diri sambil mendengarkan musik dapat membuat kamu merasa sedikit tenang. Selama satu minggu, berilah waktu untuk kamu sendiri dan menenangkan diri.

Hari ke 8-11 Tuangkan dalam Selembar Kertas

Setelah kamu sudah merasa sedikit tenang, tuangkan apa yang kamu rasakan pada selembar kertasBuatlah sebuah puisi atau lirik lagu yang berisikan semua yang ada dihatimu. Saat ini mungkin rasa sedihmu sudah sedikit hilang tapi muncul rasa marah dan benci, tuangkanlah semua itu dalam suatu karya seni, kalau kamu ahli dalam melukis, lukiskanlah emosi yang kamu rasakan ke atas kanvas.

Hari ke 12-14 Ceritakan Keadaanmu Pada Sahabat Terbaikmu

Angkat telepon dan buatlah janji untuk bertemu dengan sahabatmu. Kamu masih merasa sedih karena kamu belum berbagi apa yang kamu rasakan kepada orang lain, temui sahabatmu dan ceritakan padanya apa yang kamu rasakan. Cari tempat yang nyaman untuk bercerita, bagikan apa yang kamu rasakan padanya dan sahabatmu akan tahu cara yang paling tepat untuk menghiburmu.

Hari ke 15-17 Simpan Semua Barang Kenangan

Di dinding kamarmu masih tergantung foto bersama mantan pacarmu, turunkan foto tersebut dan masukkan kedalam kotak. Ambil semua barang yang mengingatkan kamu dengan mantanmu, semua barang-barang yang diberikan mantanmu, masukkan kedalam sebuah kotak dan simpan di gudang atau tempat dimana kamu tidak bisa melihatnya lagi. Menjauhkan diri dari semua barang yang memiliki kenangan dengan mantanmu akan membuat kamu merasa lebih baik.

Hari ke 18 Hapus Kontak

Hapus semua kontak mantanmu dari handphone, stop stalking social media-nya. Jangan mencoba untuk menghubunginya lagi. Usahakan untuk tidak bertemu dengannya dan tidak pergi ke tempat yang menjadi favorit kalian saat dulu masih bersama.

Hari ke 19-33 Olahraga

Setelah hampir tiga minggu terlarut dalam kesedihan, badanmu akan menjadi lemas karena kamu menjadi malas untuk bergerak. Saatnya kamu untuk menggerakakkan seluruh badan setidaknya seminggu tiga kali jogging di pagi atau sore hari sangat baik untuk menyegarkan badan. Ajak sahabatmu untuk berenang bersama atau sekedar bermain badminton dihalaman rumah. Badan yang sehat dan segar akan berdampak positif pada perasaanmu.

Hari ke 34-41 Hubungi Semua Teman Lama

Buka semua kontak teman-teman yang sudah lama tidak kamu temui. Selama memiliki pacar, mungkin kamu tidak punya waktu untuk teman-teman lamamu. Hubungi mereka lagi, ajaklah bertemu untuk hang out bersama atau sekadar berbincang di tempat dulu kalian biasa berkumpul. Buatlah daftar kegiatan yang bisa kalian lakukan bersama, ingatlah lagi semua kejadian lucu yang pernah kamu alami bersama teman-temanmu.

Hari ke 41-55 Cari Hobi Baru

Saatnya kamu untuk mencari hobi baru. Kamu bisa ikut berbagai kursus, cobalah semua hal baru untuk menambah pengalaman. Sibukkan diri dengan hobi barumu. Dengan menyibukkan diri, perlahan kamu akan bisa melupakan rasa sedihmu.

Hari ke 55-60 Temui Teman Baru

Setelah menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan dan hobi baru, kamu akan bertemu dengan banyak teman-teman baru. Lakukan hobi yang kamu suka bersama teman barumu. Kalian bisa saling bertukar ilmu dan mencoba banyak hal baru bersama. Buatlah daftar kegiatan untuk bisa dilakukan bersama, menjelajahi tempat baru juga dapat kalian lakukan sehingga kamu dan teman barumu menjadi lebih dekat.

Sudah 60 hari semenjak kamu putus dengan mantan pacarmu. Keluarlah dari kesedihan yang kamu rasakan. Lakukan semua kegiatan positif yang bisa kamu lakukanJangan terburu-buru untuk mencari pacar baru, sembuhkanlah dulu luka yang ada di hatimu. Terlalu cepat mencari pacar baru untuk menjadi pelampiasan bukanlah pilihan yang tepat. Ada yang bilang cinta itu tidak harus memiliki tetapi yang benar adalah cinta itu harus memiliki, karena jika kamu sudah tidak bisa memiliki dia, berarti mantan pacarmu bukanlah orang yang tepat untuk menjadi cintamu. Perbaiki diri dan siapkan hatimu untuk bertemu dengan cinta yang baru.

Mau Move On? Maafin Dulu Mantan Kamu


Menjalani sebuah hubungan memang maunya tanpa cela, tanpa pertengkaran, apalagi perpisahan. Namun, tetap saja permasalahan dan beda pendapat dalam hubungan tak bisa dielakkan bahkan kamu dan si dia berakhir dengan kata putus.

Kamu putus karena pasangan kamu sudah bosan. Kamu dan pacar putus karena dia mulai bersikap kasar. Kamu dan pacar putus karena sudah sama sama tidak ada waktu lagi untuk bersama Atau ada alasan lain yang membuat kalian bisa putus yang pada akhirnya membuat kamu sangat amat membenci dia bahkan berjanji nggak akan memaafkan dia.

Tapi apa benar setelah kamu putus sama mantan kamu harus membenci dia?

Membenci mantan hanya akan membuat kamu mengingatnya terus menerus. Membuat kamu tak bisa menghilangkan dia dari pikiranmu. Membuat kamu nggak bisa menjalani hubungan dengan pria/wanita baru. Membuat kamu nggak bahagia dengan hidup kamu sendiri karena membawa sisi negartif dalam dirimu setiap hari?
Beneran mau?

Membenci mantan hanya akan membuat kamu terlihat anak kecil dan lucu. Mengapa saya bilang lucu? Kamu ingat dong bagaimana kamu dulu memuji dia saat masih pacaran? Ingat kan bagaimana kamu sangat bangga mengenalkan pacar kamu ke teman dan keluarga kamu? Dan ingat kan bagaimana kamu bilang “I love you” setiap hari saat sebelum tidur?

Dan ingatkan bagaimana kamu MEMILIH dia sebagai pacar kamu? Membenci dia setelah kalian putus sama saja membenci pilihan yang kamu ambil dulu—pilihan untuk mau pacaran dengannya.

Membenci hanya membuat kamu susah move on. Percayalah.'

Perasaan marah, kesal, benci memang sangat wajar. Namun, apakah dengan membenci masalah akan selesai?

Saat kamu putus dengan mantan—apapun masalahnya, ingatlah bahwa kalian memang hanya tidak cocok. Dan di luar sana sudah ada wanita/pria yang tepat sedang menunggu kalian.

Daripada membenci mantan atas sikapnya, lebih baik kamu memaafkan. Memaafkan kesalahan mantan menunjukkan bahwa kamu dewasa dan menerima adanya perpisahan—sekaligus sadar bahwa perpisahan adalah hal yang biasa terjadi dan menjadi moment untuk perbaikan diri.

Memang mungkin sulit memaafkan dia yang sudah menyakiti kamu. Namun, saat putus tentu dong kamu ingin secepatnya move on? Dan memaafkan adalah salah satu cara untuk mempermudah proses move on—terlebih untuk kamu yang berpikir bahwa sangat susah melupakan si dia.

Kamu keinget terus mungkin karena kamu mengingat bagaimana dia menyakiti kamu, sehingga pemikiran negatif terus ada di otakmu sehingga yang kamu pikirkan adalah bagaimana cara membalasnya.

Coba kalau kamu memaafkannya dan menganggap dia tak melakukan kesalahan yang berarti. Kamu memaafkan dia dengan berjiwa besar dan masih bisa berhubungan baik dengannya. Masih bisa berteman meskipun tak bisa sedekat dulu—tentu itu lebih membuat hidup kamu damai dan nyaman, dibandingkan membenci dia yang ternyata sudah bahagia menemukan wanita/pria lain.

Saat kamu sudah maafin dia, tentu kamu akan bisa bersikap baik dengannya, bersikap ramah, dan kamu selalu berpikir positif. Nggak akan curiga, nggak akan berpikir balas dendam, nggak akan cepat emosi, dan hal lain yang merusak fisik kamu perlahan-lahan. Jadi, saat kamu sudah bisa memaafkannya kamu akan siap menjalin hubungan yang baru dengan orang lain. Kebayangkan bagaimana perasaan benci terhadap mantan akan merusak PDKT kamu dan gebetan?


Jadi, kalau mau move on, maafkan dulu mantan kamu, ya.

Galau Di Socmed: Kerjaan Nggak Guna


“Pacar apaan tuh? Nggak ada guna jadi pacar! Udah tampang jelek, males, kere lagi! NGGAK GUNA!”
“Kepengen banget nikah, tapi orangnya mana…”
“Malem minggu meluk guling lagi. Hidup gue sepi banget. Nggak ada yang mau pacaran sama gue ya?”

Ini tahun berapa? Kenapa sih ada banyak sekali orang yang memakai social media untuk bergalau ria dan memamerkan betapa negatif dan nggak serunya hidupnya? Sudah berapa orang yang memperingatkan kamu untuk tidak melakukan itu lagi?

Galau di social media itu nggak ada keren-kerennya sama sekali. Jauh sekali dari kata keren!

1. Itu hal yang MEMALUKAN!

Sekarang umur kamu berapa? Bayangkan kamu berada di mal atau pesta yang dihadiri banyak orang, lalu kamu bilang ke orangtuamu, “Ma, kayaknya pengen dibeliin Samsung Galaxy S5 deh.” Ketika mamamu menolak membelikan, apakah kamu langsung menangis meraung-raung di situ saat itu juga?

Ketika kamu galau di social media, situasinya persis seperti itu. Kamu adalah anak kecil yang merengek di tengah sederetan orang-orang dewasa!

Apapun alasan timbulnya perasaan galaumu, kalau sampai ter-posting di social media, yang orang lihat hanyalah kecengenganmu! Mereka bisa saja senior, rekan kerja, anak buah, atau bahkan HRD perusahaan yang tadinya akan merekrutmu namun sekarang membatalkan niat mereka. Ingat, twitter bisa dicari di google dan ada banyak orang yang akan menggoogle namamu untuk mencari tahu apakah kamu adalah orang yang berkualitas!

Jika di kehidupan nyata kamu punya rasa malu untuk bersikap cengeng di depan orang, kamu juga harus menahan diri di social media.

2. Orang Jadi Tahu Kelemahan Kamu

Tentunya citra yang ingin kamu bentuk adalah yang positif, yang membuat orang menyukai, menghargai, atau bahkan segan terhadap kamu. Lazimnya, kamu tidak akan membiarkan sembarang orang tahu kalau kamu memiliki kelemahan tertentu.

Jadi apa gunanya kamu memberitakan tentang alangkah membosankan dan garingnya kehidupan kamu di malam minggu? Apa gunanya memberitakan tentang alangkah lemahnya diri kamu menghadapi kemarahan? Apa gunanya kamu memberitakan tentang betapa mupengnya kamu untuk dinikahi padahal kamu nggak laku? Dan yang lebih gila lagi,dengan semua informasi negatif di akun kamu tersebut, kamu berharap ada orang yang akan tertarik pada kamu? Itu kegilaan social media yang luar biasa.

3. Orang Lain Nggak Mau Tahu Urusan Kamu

Rasanya memang enak sekali jika memiliki teman yang bisa memahami kita, apalagi di saat rapuh. Tapi, berapa banyak sih orang yang benar-benar peduli pada kita? 
Sebaiknya kamu jangan GEER dulu karena kebanyakan orang justru tidak peduli dengan masalah kamu. Mereka sendiri sudah punya masalah pribadi yang perlu diurus. Maka hindarilah curhat secara random di social media. Kalau kamu memang butuh seseorang untuk mendengarkanmu, teleponlah sahabat dan ceritakan kegalauan kamu.

Kalau memang tanganmu gatal sekali untuk mengetik kegalauanmu di social media, saya sarankan buat satu akun yang menjadi tempat sampahmu. Jangan tambahkan siapapun di situ. Fungsikan satu akun itu sebagai diary-mu. Di situ kamu bebas bersumpah serapah tanpa kuatir ada orang lain yang akan membacanya.

Saya sendiri pernah mencobanya, rasanya memang sedikit lega setelah berkeluh kesah dengan cara itu. Tapi siap-siap saja, di lain hari ketika kamu membaca status/posting tempo hari yang galau itu, biasanya sih timbul rasa jijik. Kebayang nggak sih? Seperti itulah perasaan teman kamu di social media yang masih waras ketika mereka membaca kegalauanmu.

Hindari bergalau di social media itu seperti kamu menghindari penyakit. Kecuali terpaksa sekali, itu pun dengan bahasa yang diperhalus dan baru di-posting ketika kamu sudah berkepala dingin lagi, dan jangan sering-sering. Sudahlah, paling bagus memang melampiaskan emosi melalui aktivitas yang wajar seperti olahraga, ibadah, meditasi, atau seni. Atau apa saja, asal jangan bergalau ria di social media.

Galau hanya akan membuat kamu menjadi orang yang tidak disukai. Kesempatan yang seharusnya bisa kamu manfaatkan untuk mendapatkan gebetan, malah hilang begitu saja. Karena kegalauan kamu di sosial media, orang yang tadinya ingin mengenal kamu lebih dekat, karena kebiasaan bergalau ria akhirnya malah mundur dan pergi.

Daripada ngetwit galau, mendingan ngetwit tentang artikel-artikel favorit kamu di aidilsangpemimpin.blogspot.com . :D

Monday, 7 July 2014

Pasangan Berubah ? WAJAR !!!


Salah satu ketakutan terbesar memilih pasangan adalah, “Apakah semua kebaikan dia akan berubah suatu saat nanti?” Makanya banyak wanita mempersulit masa PDKT: demi menguji keseriusan dan kestabilan pria-pria yang mendekati. Pria cenderung lebih short minded, tidak begitu memusingkan apakah calon pasangannya akan berubah atau tidak. Karena kalaupun berubah, pria merasa cukup cerdas untuk menemukan solusi perbaikannya, ataupun merasa cukup hebat untuk bisa mencari penggantinya.

Hari ini Anda akan belajar menanggapi perubahan dengan lebih wajar, sehingga tidak perlu banyak gaya dan ribet memusingkan pasangan yang tiba-tiba dirasa berubah.

Perubahan itu alamiah.

Orang yang takut akan perubahan adalah orang yang tak siap hadapi kehidupan. Jangankan manusia hidup, manusia mati saja (alias mayat) mengalami banyak perubahan dari semenjak hembusan nafas terakhir sampai akhirnya berada di liang kubur. Jadi Anda tak perlu panik jika melihat ada beberapa perubahan tingkah pasangan. Jika tiba-tiba dia lambat membalas message, atau bertindak agak aneh, kendalikan emosi Anda dan ajak bicara santai setelah ada waktu tepat. Ingat: bicara santai, bukan interogasi!
Banyak orang menyimpan perubahan-perubahan pasangannya dalam Buku Kecurigaan. Semakin ditambah, semakin dia jadi tenggelam dalam emosi dan fantasi paranoid. Hindari sikap detektif yang selalu menganalisa tindak-tanduk pasangan. “Tapi, Dil, saya dari awal memang sulit percaya dia!” keluh sebagian orang. Kalau begitu itu salah Anda memulai hubungan tanpa ada kemampuan mempercayai. Justru Anda yang perlu berubah belajar mempercayai, bukannya pasangan Anda berubah supaya Anda bisa mempercayainya!

Hubungan yang bertumbuh adalah hubungan yang berubah.

Pasangan Anda jelas tidak akan selalu sabar, pengertian, dan hangat sepanjang waktu. Sama seperti kita tahu bahwa kesulitan atau kepahitan yang wanita berikan selama PDKT adalah hanya dalam rangka PDKT saja, maka kita juga harusnya tahu bahwa kemanisan yang pria berikan semasa PDKT juga sama, dalam rangka PDKT saja. Jadi itu semua wajar memudar seiring perjalanan waktu, Anda tidak perlu terkejut, emosi, ataupun berseru, “Penipuan!” terutama bila Anda sendiri juga melakukannya (baik dalam rupa kepahitan ataupun kemanisan).

Logikanya simple sekali. Kenapa pria perlu menjadi sangat manis sekali saat PDKT? Karena pada saat PDKT, wanita dengan sengaja membuat dirinya jadi sangat sulit. Topeng bertemu topeng.

Satu sampai tiga bulan pertama semenjak mulai pacaran adalah periode honeymoon. Menyusul setelahnya adalah masa adaptasi panjang yang cukup menguras tenaga. Perbedaan latar belakang, karakter, gaya hidup akan mulai terlihat mencolok. Anda atau pasangan otomatis mulai menjaga jarak dan membatasi diri. Sisi positifnya adalah Anda dan dia jadi belajar tidak lagi manja mengandalkan pasangan. Sisi negatifnya adalah masing-masing jadi mulai bersikap sensitif dan perhitungan.

Jika berhasil melalui tahun pertama, hubungan itu pasti sudah banyak sekali berubah dan tidak mungkin sama. Proses adaptasi yang baik akan mengubah Anda dan pasangan jadi rekan kerja yang harmonis, bukan sekedar cinta-cintaan. Apalagi setelah masuk dalam pernikahan yang sewajarnya penuh dengan rutinitas. Cinta-cintaan jadi sekedar bumbu, hingga banyak istri senang berdrama, bergosip, atau sibuk menonton film cinta demi merasakan percikan api yang sudah agak jarang terjadi alamiah. Suami banyak habiskan waktu di kegiatan-kegiatan yang membuatnya merasa hebat dan jantan lagi, sesuatu yang dulu pasangannya bisa berikan setiap kali bertemu.
Perubahan dinamika hubungan saja wajar terjadi, apalagi sekedar perubahan perilaku.  Ada alasannya mengapa kakek-nenek atau orangtua sering meledek anak muda yang sedang gila dan asyik dimabuk cinta: karena mereka tahu persis itu akan berubah jadi sesuatu yang berbeda dalam waktu dekat.

Tidak ada apresiasi.

Dalam setiap hubungan, akan tiba masanya di mana kebaikan dan kepedulian kamu akan berubah jadi sekadar rutinitas. Itu juga adalah perubahan yang wajar. Ketika rutinitas baik itu dilakukan tapi merasa kurang diapresiasi, sewajarnya juga dia jadi kurang termotivasi melanjutkan pekerjaan tersebut. Ini sama sekali bukan soal pamrih atau meminta dibalas, tapi ini memang sistem kebutuhan insentif yang terprogram di setiap jiwa manusia.

Omong-omong soal berubah, apakah Anda masih penuh bersemangat memuji prestasinya? Apakah Anda masih selalu mengucapkan terima kasih? Apakah Anda masih berusaha membalas hal spesial untuk setiap hal spesial yang dia berikan? Atau jangan-jangan Anda SENDIDIRI SUDAH BERUBAH menganggap semua kebaikannya jadi sebuah tanggung jawab yang sewajarnya? Jika demikian, jangan heran jika dia pun berubah jadi malas melakukan itu semua. Sebelum Anda emosi karena pasangan berubah, coba teliti dulu seberapa banyak Anda juga berubah. Jika Anda merasa diri Anda tidak berubah, bertobatlah dari kesombongan itu sebelum hubungan Anda jadi lebih berantakan.

Perasaan Anda berubah.

Di awal hubungan, tubuh Anda dibanjiri koktil biokimia yang membuat Anda mabuk kepayang. Dalam kondisi euforia itu,semua tingkah pasangan terasa indah dan membahagiakan. Dia bisa saja bersikap aneh dan menyebalkan, tapi tetap terasa lucu menggemaskan karena Anda sedang tergila-gila padanya. Analoginya: jika Anda menggunakan kacamata dengan lensa bercorak ‘love love’, apapun yang dilakukan pasangan jadi terlihat penuh cinta.

Untungnya, sistem tubuh kita bisa mengatur dirinya sendiri agar tidak terus gila seumur hidup. Setelah sekian lama, otak otomatis hentikan produksi hormon dan neurotransmitter yang memabukkan. Anda berangsur-angsur bisa melihat pasangan sebagaimana adanya: kelalaiannya yang dulu lucu kini berubah jadi hal yang menyebalkan; kemanjaannya yang dulu menggemaskan kini berubah jadi kemalasan; kecerdasannya berkomentar yang dulu Anda kagumi kini berubah terdengar di kuping Anda sebagai komplen-komplen tak berkesudahan. Struktur biokimia tubuh Anda berubah, perasaan Anda berubah, maka cara Anda melihat pasangan juga jadi berubah.
Bisa jadi sebenarnya dari dulu dia memang lama balas chatting, tapi Anda dulu memakluminya karena ada euforia cinta. Setelah euforia hilang, Anda jadi ‘merasa dia berubah jadi lama balas chatting’. Bisa jadi sebenarnya dari dulu dia memang suka berbohong, tapi Anda dulu tidak peduli karena sedang dimabuk cinta. Kini kemabukan itu reda, Anda jadi ‘merasa dia berubah suka menyembunyikan sesuatu’. Kata orang (jatuh) cinta itu buta, makanya banyak konflik terjadi belakangan karena pacaran dan pernikahan itu benar-benar periode yang membuka mata.

Satu-satunya hal yang tidak akan berubah adalah fakta bahwa segala sesuatu pasti berubah. Itu berarti termasuk Anda, pasangan Anda, dan hubungan kalian berdua. Hanya ada satu jenis pasangan yang tidak berubah, yaitu arca purbakala.


Monday, 30 June 2014

PRIA, Jangan Tiru Film KOREA !!!


Jika selama ini Anda punya hobi mengaplikasikan apa yang Anda lihat dari film drama cinta terutama Asia, tinggalkan itu semua. Apalagi bila Anda jomblo, semua hal itu adalah pengaruh buruk bagi kehidupan cinta Anda. Hindari film-film tersebut; terutama film Korea!

Setelah itu tinggalkan juga lagu-lagu cinta ala pria lemah tak berdaya, butiran debu, aku tak bisa hidup tanpamu, kutunggu kau sampai mati, atau apapun yang berasal dari boy band kalengan lainnya yang lebih banyak menari daripada bernyanyi.

Dianjurkan demikian karena semua hal tersebut akan memanjakan Anda dalam IMPIAN-IMPIAN ROMANTIS yang tidak akan pernah kesampaian! Semua hal tersebut akan mempertebal bau ngarep Anda, bau pria desperate, bau laki-laki loser! Bau laki-laki yang ngarep kisah fiksi arahan sutradara akan terjadi dalam hidupnya yang tidak menarik di dunia nyata. Sama seperti Anda tidak belajar Fisika dari film-film Iron Man, atau belajar mengendarai pesawat dari film-film aksi yang menampilkan pesawat terbang, maka Anda juga tidak seharusnya belajar dinamika cinta dari film cinta!

Bila ditanya, wanita memang mengaku suka pria-pria romantis, tapi pada kenyataannya, BUKAN sifat romantis yang menarik mereka, tapi CHALLENGES and ADVENTURES yang berbumbu romantika. Romantika itu sendiri tidak akan pernah bisa membuat wanita tertarik, apalagi mabuk kepayang.

Justru sebaliknya, menjadi seorang romantimania akan membuat wanita merasa JENUH. Apalagi jika Anda melakukannya semenjak awal pendekatan, terus-terusan sepanjang hari hingga akhirnya pacaran. Tinggal menunggu waktu hingga akhirnya sang wanita BERKELUH KESAH pada sahabatnya, “Dia memang pria romantis sih… tapi gimana yah, cuman itu aja bisanya.” Dia mungkin akan meninggalkan Anda dengan ucapan, “Kamu terlalu baik untuk aku.”

Jika Anda ingin jadi pria romantis, lakukan di sela-sela SULUTAN API BAHAYA. Masukkan banyak elemen RESIKO ke dalam interaksi Anda dan si dia. Berikan dia SECUIL kejutan romantika, lalu HENTIKAN segera seolah-olah Anda orang yang berbeda dari lima menit sebelumnya.

Romantisme baru menjadi berharga, bila Anda jarang melakukannya. Ingat hal itu.


Pengen Laku ?? Bagusin Dulu Kemasan !!!


Ada banyak pria yang kehilangan kesempatannya hanya karena fashion. Entah kenapa pria gemar sekali bersikap apatis terhadap grooming dan fashion, dan itu umumnya bisa ditemukan pada bocah usia ingusan hingga masa kuliah.

DEKIL. Urakan. JOROK. Tidak matching. KEKECILAN atau KEBESARAN. Outfashioned. BUTA WARNA. Tidak event-wise. BAU. Dan berbagai kesalahan fashion dan penampilan lainnya. Misalnya, merasa shallow jika mengikuti pakem-pakem fashion tertentu, sehingga MALAS UNTUK TERLIHAT MODIS atau keren. Entah mengapa, banyak pria merasa aneh dan menjadi orang lain bila harus berpakaian rapih.

“Gue ngerasa nggak jadi apa adanya pake baju-baju keren.” Sebuah ketololan yang sulit untuk dimengerti. Sama seperti mereka sulit mengerti kenapa mereka nggak laku.
Artikel ini tidak sedang menyuruh Anda untuk jadi metrosexual yang pergi ke salon untuk menicure dan pedicure. Tapi cukup sampai pada titik di mana Anda tahu bagaimana memilih set pakaian dan celana yang bukan hanya NYAMAN namun juga MENARIK di mata para wanita.

Sebagai makhluk yang terbiasa dengan estetika dari kecil, wanita mudah sekali merasa tidak nyaman ketika melihat sesuatu menyalahi estetika. Beberapa malah sampai MERINDING RISIH ketika didekati pria yang “sangat lihai” dalam melanggar semua prinsip fashion sekaligus.

Berdasarkan buku best-seller oleh Daniel Goldman, Social Intelligence, bagian paling primitif di otak manusia mengatur kemampuan untuk membaca apakah seseorang ‘terasa’ sebagai KAWAN atau LAWAN berdasarkan ekspresi dan penampilan fisiknya. Jadi menampilkan impresi fashion yang tepat akan sangat MELANCARKAN proses pendekatan Anda.

So, guys, cut it out. Help yourself to help those cute girls to feel safe with you.
BERSIH, RAPI, WANGI. Cukup tiga hal itu saja. Bila tiga hal itu saja Anda tidak mampu memenuhinya, Anda tidak pantas untuk mendapatkan wanita yang melakukan seribu hal untuk penampilan mereka sebelum keluar rumah.

Gue capek ditolak cewek. Gue mau apa adanya aja deh kayak gini.


Friday, 27 June 2014

Anda PRIA DEWASA atau BAYI TUA ???


Seseorang dianggap dewasa secara biologis ketika sudah melewati masa pubertas dan matang secara seksual yang memungkinkan dia untuk bereproduksi dan memiliki keturunan. Dewasa secara hukum di negara kita adalah ketika seseorang mencapai usia 17 tahun, di mana dia dianggap sebagi sebuah entitas yang independen, memiliki KTP, berhak untuk bekerja, untuk menikah, dan untuk ikut serta dalam pemilu. Seseorang juga biasanya dianggap dewasa ketika sudah menikah, tapi di jaman modern ini, di mana anak mami juga sudah bisa nikah, maka pernikahan tidak lagi menjadi standar kedewasaan yang baku. 

Tentu saja kita semua mengerti, bahwa kedewasaan bukan hanya soal biologis, legalitas dan pernikahan, tapi juga tentang kematangan emosional dan karakter seseorangKemampuan untuk mengambil keputusan yang benar, dan bersikap dalam berinteraksi dengan dunianya serta orang lain. Lalu bagaimana caranya mengukur kedewasaan emosional seseorang?

Coba lihat kisah yang terjadi di sekitar kita sekarang. Kedewasaan dalam diri seorang pria sudah menjadi  sebuah unsur yang sangat teramat langka. Pria dewasa yang matang adalah spesies langka di jaman sekarang, coba saja tanya pada para wanita bila Anda tidak percaya.

Itu sebabnya banyak wanita lebih tertarik pada pria yang jauh lebih tua, itu sebabnya Anda banyak melihat wanita muda cantik rela menjalin hubungan dengan pria beristri, karena citra kedewasaan yang terpancar dari mereka. Meskipun pria tersebut belum tentu juga memiliki kedewasaan emosional, tapi paling tidak, menjalin hubungan dengan pria yang TERLIHAT dewasa terasa lebih nyaman bagi wanita, dibanding dengan pria sebaya yang sibuk menyembah-nyembah di kaki mereka.

Begitu banyak permasalahan hubungan romansa yang saya dengar, baik itu dari teman, klien konsultasi, maupun sekedar dengar sana-sini, berakar dari ketidakdewasaan sang pria. Ketidakmampuan sang pria untuk bertanggung jawab, mengambil keputusan, menerima konsekuensi, dan mengatasi konflik, berujung menjadi masalah serius yang membawa penderitaan dan kesedihan: hamil di luar nikah, MBA (Married By Accident — nikah terpaksa karena hamil), aborsi, perceraian, kekerasan dan penganiayaan dalam hubungan, dan sebagainya.

Kebanyakan pria jaman sekarang adalah bocah-bocah egois kekanakkan, hampir tidak ada bedanya dengan anak kecil kecuali pada jenggot dan rambut-rambut lainnya. Pria-pria egois anak mami yang tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, memiliki emosi yang tidak stabil, suka ngambek, pencemburu, posesif, ngarep kronis, selalu nurut pada orang tua, dan yang terparah, bersikap kasar dan memakai kekerasan terhadap wanita untuk mengatasi konflik. Persis seperti seorang bocah cilik yang suka ngambek dan hobi menjahati anak lain yang lebih lemah daripadanya. Saya melihat ini sebagai sebuah permasalahan sosial yang serius.

Pertumbuhan dan kemajuan ekonomi membuat generasi kita tidak perlu lagi mengalami keterpaksaan untuk hidup mandiri seperti ayah-ayah kita dulu. Begitu lahir, segala sesuatunya sudah tersedia. Makanan, tempat tinggal, edukasi, dan uang jajan, adalah hal-hal yang langsung kita miliki. Hal-hal yang pada jaman dulu adalah sebuah kemewahan sudah menjadi hal yang normal dan wajar. Ditambah lagi dengan orang tua kita yang ingin memastikan anaknya selalu terpelihara tanpa kekurangan suatu apapun, membuat mereka enggan untuk melepas anaknya untuk hidup mandiri. Tanpa disadari, hal ini membuat pria-pria menjadi anak mami yang manja.

Dewasa ini kita bisa melihat di sekeliling kita, pria-pria yang bahkan di usia di atas 30 tahun masih tinggal dengan orang tuanya dan bergantung secara emosional pada orang tuanya. Khususnya, sang ibu tercinta. Makan masih dimasakin mama, pergi larut malam masih dicariin mama, segala keputusan besar harus dengan persetujuan mama, masalah pacar pun harus sesuai kriteria yang mama inginkan. Jujur saja, tinggal bersama orang tua memang nyaman tapi ketika Anda tidak bisa mengurus diri sendiri dan mengambil keputusan sendiri, Anda tidak akan pernah bisa menjadi seorang pria dewasa seutuhnya.

Ini adalah standar ukuran kedewasaan yang sederhana dan simple sekali:

  • Apakah Anda sudah mengurus diri Anda sendiri, merawat diri Anda sendiri? Karena bila Anda belum bisa mengurus diri sendiri, Anda tidak akan mungkin bisa mengurus orang lain.
  • Apakah Anda sudah mengambil keputusan sendiri atau masih diputuskan oleh orang lain? Karena bila Anda belum bisa memutuskan untuk diri sendiri, Anda tidak akan bisa memutuskan untuk orang lain.
  • Apakah Anda sudah mampu menangani emosi Anda sendiri? Bila orang-orang di sekitar Anda perlu melakukan sesuatu agar Anda bisa menahan emosi, Anda sebenarnya adalah bayi tua.
  • Apakah Anda sudah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan penting tentang hidup Anda? Misalnya, apa visi hidup Anda?
  • Apakah Anda susah mampu memberi diri Anda kebebasan? Apakah Anda mampu menghormati kebebasan orang lain?
  • Apakah Anda mencari pasangan untuk berbagi kebahagiaan, atau untuk menggantikan ibu merawat diri Anda?


Dari pertanyaan-pertanyaan ini, Anda bisa berangkat dan melihat pola yang jelas sekali. Apakah itu kedewasaan dan sudah sampai sejauh mana Anda mencapainya.