Menjadi romantis
bukanlah sesuatu yang alamiah ada dalam diri manusia. Sama seperti akting,
bernyanyi, atau menari, romantisme merupakan seni
teatrikal yang perlu dipelajari dan dilatih agar bisa
dipertunjukkan dengan memuaskan. Jadi seseorang yang dianggap tidak romantis
itu bukan karena dia tidak peduli, tidak sayang, ataupun berkepribadian dingin,
melainkan cuma orang yang tidak tahu caranya dan tidak terbiasa.
Berikut ini saya
share tiga prinsip penting dalam menampilkan sisi romantis:
Bersedia
dangkal dan norak.
Ada banyak hal
yang memiliki nilai romantis secara intrinsik alias memang sudah dari sananya
memang dianggap romantis. Misal: sesuatu yang mungil, lucu, atau manis (boneka,
coklat, bunga, cupcake, perhiasan, panggilan mesra, pita-pita, apapun yang
berbentuk hati), efek suasana dan cahaya (makan malam berdua, nyala lilin,
sunset atau sunrise, musik di latar belakang), prakarya pribadi (lukisan, surat
tulisan tangan, kompilasi foto, puisi, ungkapan sayang, bernyanyi). Jika Anda ingin romantis, Anda harus bersedia ikutan dangkal dan
norak seperti milyaran orang lainnya di dunia memainkan hal-hal di atas. Jangan sombong atau malas, karena kualitas hubungan
Anda juga dipengaruhi hal-hal kecil tersebut.
Sungguh Anda
tidak perlu berpikir keras ingin tampil beda karena romantisme hanya
mempedulikan ada atau tidaknya usaha. Dalam pertunjukan romantisme, keunikan
atau perbedaan tidak begitu dipandang sebagai nilai tambah. Jangan sok beda dengan
menciptakan standar romantis Anda sendiri, bisa-bisa itu malah jadi tidak
romantis di mata pasangan dan pasangan pun malu menceritakan pada
teman-temannya. Romantisme itu sudah ada standarnya, so ya tinggal memainkan
template-template yang ada. Ayo mainkan, bro sis, mainkan.. jangan sok anti
mainstream! Romantisme itu (mengikuti) aliran, bukannya perjuangan apalagi apa
adanya!
Menciptakan
dunia sendiri.
Apa hal yang
sering dikomentari ketika melihat pasangan yang romantis? Biasanya orang akan
dibilang, “Gile, dunia serasa milik berdua!” Nah prinsip itulah rahasia kedua
untuk menghadirkan keromantisan. Pasangan Anda perlu untuk sementara waktu
merasa jadi fokus lengket pada Anda sehingga dia merasa terpecah, terpisah, terasingkan dari hal-hal lain di sekitarnya. Berbagai kedangkalan dan kenorakan di poin
sebelumnya adalah cara yang paling mudah, karena dia langsung merasa jadi pusat
perhatian tidak memusingkan hal lain saat bersama Anda.
Selain hal-hal
intrinsik itu, ada juga cara-cara lain yang romantis secara ekstrinsik.
Misalnya: memberi waktu, kepedulian, hadiah, kehangatan, pujian, dukungan,
kemanjaan, bersuapan, kehadiran, candaan pribadi, menggendong, public display
of affection, dsb. Hal-hal tersebut sebenarnya biasa saja, tidak spesial sama
sekali. Tapi mereka jadi bernilai romantis
spesial jika dilakukan oleh seseorang yang disayangi. So luangkan waktu untuk menyirami
perlakuan-perlakuan yang-sebenarnya-biasa-saja itu pada pasangan Anda, apalagi
di saat dia tidak menduganya. Walau ada ramai puluhan pasangan melakukan hal
yang persis sama di sebelahnya, dia tetap tersentuh seolah dunia hanya ada
kalian berdua saja. Ironis, tapi romantis.. hahahaha!
Tidak
sepanjang waktu.
Ini kunci
terakhir yang membuat romantisme ada nilainya, yaitu Anda tidak boleh selalu perhatian, peduli, hangat, memanjakan,
atau melakukan semua hal-hal yang sudah tersebut di atas pada pasangan. Jangankan selalu-romantis, sering-romantis pun tidak boleh.
Pertunjukan romantis harus dilakukan sejarang
mungkin agar terjaga kesakralan
dan artinya. Jika selama ini Anda dan pasangan terbiasa selalu bersikap seolah
dunia milik berdua, alias berduaan terus, ya wajar tinggal tunggu waktu dia
komplen Anda tidak romantis (padahal Anda sudah romantis sepanjang waktu!).
Menu sespesial semahal seelit seeksklusif apapun, jika disajikan setiap hari,
jadi hilang spesialnya.
Jadi ada tiga
hal yang perlu Anda lakukan berdasarkan prinsip ketiga ini. Pertama, jika
selama ini Anda terbiasa selalu manis pada pasangan, hentikan sekarang juga!
Kedua, jika Anda selama ini memang (dituduh) tidak manis romantis, saatnya
mulai merencanakan hal-hal yang saya jelaskan di poin satu dan dua. Ketiga,
atur agar drama romantisme itu terjadi di saat-saat yang tidak dia duga. Aksi
romantis sesederhana sekecil senorak sebiasa apapun, jika disajikan tanpa
terduga, jadi spesial rasanya.
Saat dilakukan,
durasi romantisme juga tidak boleh terlalu mewah panjang lebar. Lakukan kecil
saja, seolah tiba-tiba dia diculik melarikan diri sejenak dari kegiatan
sehari-hari untuk menikmati sesuatu yang manis dari Anda, lalu dia mesti
kembali ke dunia nyata yang dingin dan membosankan. Itulah seni teatrikal
romantisme, persis seperti Anda sesekali pergi ke bioskop untuk menikmati
pertunjukan yang megah terpisah dari dunia nyata. Bukan perilakunya yang unik
spesial, tapi karena Anda-nya adalah orang yang spesial jadi apapun yang Anda
lakukan jadi terasa spesial olehnya.
No comments:
Post a Comment