Wednesday, 25 June 2014

Si Pacar Ngajak Hubungan Intim ??


Kamu dan pacar sudah menjalani hubungan beberapa bulan. Kamu merasa selama ini hubungan kalian sangat mesra. Sikapnya yang baik, perhatian, mengerti kamu, dan lainnya membuat kamu sangat sangat menyanyangi dia dan berpikir bahwa kamu nggak akan mau kehilangan pria seperti ini. Hingga akhirnya kamu dan pacar membahas tentang seks—dia jujur bahwa dia pernah melakukan hubungan intim dengan mantannya. Dan kamu sebagai wanita, memiliki prinsip untuk tidak melakukan hal itu sebelum menikah.

Namun, setelah berbicara seperti itu, sikap pacar kamu berubah. Dia mendadak dingin, acuh tak acuh, bahkan mendadak dia jarang ngehubungin kamu.
Dan kamu tentu ada perasaan khawatir jika si dia meninggalkan kamu. Apalagi sebelumnya kalian nggak pernah ada masalah sebelumnya. Sikapnya berubah setelah pembicaraan seks beberapa hari yang lalu. Kemudian sebagai wanita yang ke 1001 pertanyaan muncul, salah satunya adalah apakah dia berubah sikap karena prinsip kamu?

Kamu tambah khawatir karena dia bilang, Ya, kamu buktiin aja kalau kamu emang beneran sayang sama aku.”

Kisah seperti itu ternyata masih ada, dan saya pikir hanya ada di sinetron.

Prinsip yang kamu pegang teguh itu seketika goyah, kebingungan karena apa yang dia maksud dengan pembuktian sayang. Ladies, pernah nggak sih kalian masuk ke dalam situasi pacar kamu menginginkan untuk berhubungan intim dengan kamu?

Jika pernah, saya pikir dia hanya pria yang tidak tepat untuk kamu.

Mengapa? Karena hubungan intim seharusnya dilakukan atas dasar sama suka, tanpa paksaan. Apalagi jika si dia berubah sikap saat kamu menolaknya. Pria yang menghargai kamu tentu nggak akan berubah sikapnya meskipun permintaannya nggak dituruti “hanya permintaan tertentu saja”.

Ibarat anak kecil yang minta mainan sama ayahnya, tapi karena baru beli mainan kemarin sang ayah menolak. Apa yang terjadi? Ngambek, marah-marah, dan sikapnya nggak semanis dulu. Jika memang pacar kamu seperti itu, dia memang kekanak-kanakan. Mau jika punya pacar yang sikapnya seperti itu?

Lagipula, jika kamu dan pacar memutuskan untuk berhubungan intim, saya pikir harus dilakukan atas dasar kepercayaan dan komitmen. Bukan atas dasar ancaman, apalagi pembuktian rasa sayang. Seolah rasa sayang nggak bisa dibuktikan selain hubungan seks saja Ladies. Saat kamu sudah percaya dengan si dia dan sadar akan semua konsekuensinya maka itu pilihan kamu. Karena saya nggak bisa menghakimi atas semua pilihan yang kamu ambil. Semua tindakan kamu, hanya urusan kamu dan Tuhan. Titik.

Namun, jika memang kamu mau melakukan itu. Pikirkan secara baik konsekuensi apa yang akan kamu tanggung. Jika kamu belum siap dengan konsekuensi yang akan kamu pikul, lebih baik tidak melakukannya ya Ladies.


Masalah Itu Di HADAPI !!!


Pacaran memang nggak lepas dari sebuah masalah. Adanya masalah dapat menguji kedewasaan seseorang. Hal itu bisa dilihat bagaimana respons seseorang terhadap masalah yang ada. Apakah kamu atau pasangan membiarkan masalah berlarut-larut atau tidak? Sekecil apapun masalah yang ada sudah tentu wajib diselesaikan. Jangan hanya karena masalah sepele kamu atau pacar malah membiarkannya tanpa ada penyelesaian yang baik.

Dalam sebuah hubungan, tentu prialah yang diharapkan untuk bisa menyelesaikan semua masalah. Pria dia anggap paling memiliki hak dalam mengambil keputusan dan dianggap pemimpin dalam sebuah hubungan. Nah, pertanyaannya adalah apakah kamu pria yang suka menghindari masalah atau mengajak pacar kamu duduk berdua menyelesaikan masalah?

Kalau saat kamu dan si dia punya masalah, tapi kamu malah lebih asyik tidur ketimbang menyelesaikan masalah. Atau saat kamu ada masalah dengan si dia tapi kamu malah nongkrong dengan teman kamu ketimbang menyelesaikannya bersama pacar, saya pikir kamu belum cocok disebut sebagai pemimpin.

Karena apapun masalah kamu dan si pacar, kamu WAJIB menyelesaikan masalah itu dulu hingga kelar. Seperti yang kamu sadari bahwa wanita adalah sumber drama di dunia ini. Saat masalah kecil tiba saja nggak jarang mereka membesar-besarkannya, apalagi jika kamu malah menghindari dia untuk menyelesaikan masalah? Yang ada si dia akan lebih membuat masalah kalian lebih banyak.

Menghindari masalah hanya menunjukkan bahwa kamu adalah pria dengan sikap pengecut dan ketakutan akan sebuah masalah. Selain itu juga menunjukkan bahwa kamu adalah anak kecil yang belum siap menghadapi masalah. Kamu ingat kan bagaimana saat kamu kecil dan bertengkar dengan teman priamu, saling memukul atau menjotos dan ternyata kamu kalah kamu langsung lari menemui ibu atau bapak kamu dan mengadukan semuanya. Hal itu wajar karena kamu masih anak kecil yang belum bisa menyelesaikan masalah sendirian—kamu seolah memerlukan figur dalam menyelesaikan setiap masalah kamu.

Namun, saat kamu sudah besar dan memutuskan untuk pacaran tentu kamu nggak bisa lagi melibatkan orang tua dalam setiap masalah kamu. Yang bisa kamu lakukan adalah menyelesaikan berdua bersama pacar kamu, mencari solusi atas setiap masalah yang ada dan meminimalisir terjadinya drama yang dikeluarkan oleh si dia.

Makanya, penting bagi kamu menghadapi masalah yang ada bukan malah menghindari. Sebuah masalah tak akan selesai jika kamu menghindarinya terus menerus, bahkan masalah akan terus membayangi kamu kemanapun kamu pergi kecuali kamu hadapi masalah itu secara langsung.

Jangan lupa buktikan bahwa kamu adalah pria dewasa yang sudah mampu menjadi pemimpin dalam hubungan kalian. Karena sedewasa apapun wanita dalam berpikir, tetap saja dia membutuhkan pasangannya untuk mengambil keputusan yang terbaik.


Thursday, 19 June 2014

Cemburu Cenderung Dirasakan Oleh Pria Berprestasi

Salah satu pemicu pertengkaran dalam sebuah hubungan adalah cemburu. Cemburu dianggap wajar selama tidak berlebihan. Rasa cemburu timbul oleh semua orang, baik lelaki ataupun wanita dan bagaimanapun tingkat kecerdasannya.

Seperti dilansir dalam Dailymail, penelitian yang diadakan baru-baru ini, menyatakan bahwa social media seperti Facebook bisa menjadi tempat untuk melihat kepribadian seseorang. Rasa cemburu cenderung dirasakan oleh seseorang yang berprestasi di universitasnya.

Terdengar aneh bukan? Bagaimana bisa seseorang yang cenderung pintar bisa merasakan kecemburuan hanya karena sebuah social media Facebook?

Penelitian itu mengikutsertakan beberapa mahasiswa. Mereka diminta untuk membayangkan dalam situasi di mana mereka tak sengaja memergoki terdapat pesan pribadi dari lawan jenis di akun Facebook pasangannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, menunjukkan mereka akan cemburu saat melihat pesan pribadi tersebut.

Jika berbicara cemburu memang semua orang pernag merasakannya. Namun, ternyata seseorang dengan kecerdasan di atas rata-rata cenderung akan lebih cemburu. Mengapa? Karena mereka memiliki mind set bahwa dirinya sempurna. Menganggap dirinya baik dalam segala hal sehingga mereka berpikir tak seharusnya pasangan melirik orang lain. Atau bisa juga akan terjadinya rasa persaingan dengan mereka yang menarik perhatian pasangannya.

Hasil penelitian lainnya, ada perbedaan ketika rasa cemburu itu datang antara pria dan wanita. Kebanyakan pria akan cemburu pada gender lawan bicara pasangannya. Namun, wanita bisa lebih cemburu dengan melihat emoticon yang digunakan pasangannya saat chatting dengan wanita lain. Bagi wanita, sebuah emoticon yang digunakan pasangannya tampak seperti flirting pada wanita lain.

Perasaan tidak ingin kalah, tersaingi, dan selalu merasa sempurna terdapat pada mereka yang merasa memiliki kemampuan yang lebih. Kamu termasuk di dalamnya?

Padahal jika kita merasa memiliki kemampuan, seharusnya kita tak boleh membiarkan rasa cemburu menguasai diri kita sendiri. Seharusnya kemampuan yang dimiliki menjadi salah satu modal sehingga pasangan tertarik pada kita. Apa jadinya, jika kita memiliki kecerdasan, tetapi tak mampu menahan rasa cemburu yang berlebihan, apalagi di social media.

Sebagai manusia, kita memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Merasa diri sempurna, bukan berarti pasangan tak bisa melirik yang lain. Rasa cemburu memang sikap yang lumrah, tapi bukan berarti sikap itu dapat menghancurkan hubungan. Karena siapa sih yang tahan dengan pasangan yang memiliki sifat pencemburu?


Bagaimana Jika Pacar Sudah Tidak Perawan ?


Semua orang pasti memiliki kesalahan masa lalu, salah satunya adalah pacar kamu. Kesalahan yang pernah dia lakukan adalah dia pernah berhubungan intim dengan mantan pacarnya. Untungnya, dia nggak pernah mengulang hal itu lagi dan belajar untuk tidak melakukan itu lagi.

Pernah mengalami?

Saat kamu merasa sudah serius sama si pacar dan berencana untuk ke jenjang berikutnya "tunangan" misalnya, ia jujur kalau dia sudah nggak perawan. Bagi beberapa pria yang memiliki prinsip tentang moralitas dan agama sepertinya akan berat menerima itu. Namun, ternyata masih ada lelaki yang menerima semua kondisi si pacar "baik atau buruknya".

Kalau kamu termasuk yang mana?

Berbicara cinta tentu semua ada resikonya, termasuk menerima resiko bahwa dia sudah ngak perawan. Tentu akan ada perasaan kecewa ketika kamu tahu pacar kamu seperti itu. Bahkan ngak sedikit pria yang memanfaatkan kondisi itu untuk bisa berhubungan seks dengan pacarnya.

Jika kamu mengetahui bahwa pacar kamu sudah ngak perawan, maka pilihannya memang hanya dua, yaitu meninggalkannya atau menerimanya.

Kalau memang kamu punya prinsip menikah dengan wanita yang masih perawan, maka pilihannya memang langsung meninggalkannya. Namun, saran saya kamu sebaiknya tidak membicarakan hal itu kepada orang lain atau membuat statu di fb dan mengumbar di dunia maya. Karena kembali lagi ke awal bahwa semua orang melakukan kesalahan dan berhubungan seks sebelum menikah bagi beberapa orang merupakan tindakan aib.

Dan saya tahu kamu bukan pria yang seburuk itu memberitahukan aib orang yang kamu sayang ke masyarakat luas. Selain nggak ada untungnya, bisa saja si dia depresi ngak kuat kesalahannya diketahui oleh orang lainkan ?  Apalagi saya juga yakin bahwa kamu ngak sejahat itu memanfaatkan kondisi dia yang sudah ngak perawan.

Namun, jika memang kamu menerima semua kondisi dia, saya ucapkan selamat karena saya pikir kamu sudah cukup dewasa. Menerima kekurangan orang lain memang tak mudah. Dan menceritakan kesalahan yang pernah dilakukan juga bukan hal yang mudah. Coba kamu bayangkan, apakah pacar kamu semudah itu mengatakan rahasianya padamu ? dan saya pikir kamu harus menghargai kejujuran dan keberaniannya.

Kalau memang masalah itu tidak jadi masalah dalam hubungan kamu, itu artinya kamu tidak akan mengungkit kesalahan dia dulu kan ? karena rahasianya sudah diberitahu ke kamu, bukan berarti saat terjadi masalah kamu mengungkit hal itu bahkan tak segan merendahkannya.

Jadi, saat kamu tahu bahwa pacar kamu sudah tidak perawan , apapun pilihan kamu ingatlah untuk tidak menyakiti perasaannya.!!

OKE !! ;) :)

Pacaran dengan sahabat sendiri


Persahabatan yang terjalin berbeda jenis memang memiliki indikasi untuk saling suka. Meskipun banyak yang pada akhirnya hanya sebatas persahabatan, ternyata ada juga yang menjalani hubungan dengan sahabat sendiri.

Tak ada yang berhak melarang saat kita suka sama sahabat kita sendiri. Apalagi dia yang biasa menemani kita, dia yang biasa menasihati kamu jika kamu salah, dia yang biasa selalu ada saat kamu membutuhkan tenaga, yang pada akhirnya membuat kamu nggak bisa mengontrol perasaan sayang. Rasa itu tumbuh seiring dengan kebersamaan kamu dan sahabat.

Apalagi, jika ternyata bukan hanya kamu saja yang memiliki perasaan itu. Ternyata sahabat yang sudah kamu kenal lama itu diam-diam memendam perasaan. Merasa nggak bertepuk sebelah tangan, kalian berdua memutuskan untuk berpacaran. Memang sih tampaknya asyik pacaran dengan sahabat sendiri karena sudah mengenal satu sama lain. Jadi kamu nggak perlu proses PDKT lagi.

Tapi, apa benar seperti itu?

Seperti dilansir dari laman Wolipop, psikolog klinis dewasa, Wulan Ayu Ramadhani, M. Psi, mengatakan hubungan asmara dengan sahabat lebih kompleks daripada berpacaran dengan pria yang baru dikenal.

“Pacaran dengan sahabat akhirnya jadi lebih kompleks karena konsekuensinya kehilangannya lebih menyakitkan. Kalau dengan orang baru investment dalam relationship-nya belum terlalu banyak. Kalau sama sahabat dia bisa kehilangan yang selama ini ada buat dia,” ujar Wulan.

Pacaran dengan sahabat bukan berarti tanpa kendala apalagi perlu adaptsai yang lebih atas perubahan status sehingga seringkali terjadi masalah. Mungkin jika kamu pacaran dengan pria yang bukan sahabatmu sendiri, kamu akan lebih mengerti jika dia melakukan kesalahan. Apalagi kamu berpikir bahwa dia orang baru di hidup kamu yang belum mengenal kamu luar dalam. Berbeda dengan sahabat. Pacaran sama sahabat akan membuat kamu berekspektasi lebih, bahwa dia akan mengerti kamu, akan tahu mau kamu apa, dan itulah yang menjadi kendala di awal hubungan sehingga kemungkinan akan sering bertengkar.

Selain masalah timbulnya ekspektasi baru, perubahan kebiasaan antara kamu dan sahabat juga kerap menjadi kendala. Misalnya saja bersentuhan fisik, mungkin saat hubungan masih teman, kamu dan si dia sudah biasa merangkul atau bergandengan tangan. Ketika sudah pacarab tentu ada ekspektasi lebih yang belum tentu bisa diterima oleh kedua belah pihak.


Jadi, kamu siap menghadapi kendala pacaran dengan sahabat kamu sendiri?

Sunday, 15 June 2014

RESIKO PACARAN DENGAN TEMAN SEKELAS ATAU SEKANTOR


Setiap orang biasanya memiliki beberapa social circle yang berbeda dalam hidupnya. Ada teman sekelas kuliah, teman satu kantor, teman satu komunitas, teman satu tempat les, teman satu tempat ibadah, dan sebagainya. Tidak menutup kemungkinan pasangan yang kita peroleh berasal dari social circle tersebut.

Dari berbagai social circle tersebut, ada dua social circle yang perlu dipikir-pikir lagi sebagai lahan mencari pasangan. Yaitu dari teman sekelas dan teman satu kantor. Kenapa perlu dipikir-pikir lagi padahal justru dari dua social circle tersebut biasanya Anda mendapatkan pasangan ? Berikut penjelasannya.

1. Mudah jenuh.

Kejenuhan adalah hal yang sulit dihindari oleh setiap orang yang membangun sebuah hubungan percintaan. Kejenuhan biasanya mulai dialami sejak bulan ketiga sampai keenam sejak jadian. Salah satu faktor yang memicu kejenuhan adalah tingginya kuantitas pertemuan.

Memiliki pasangan yang merupakan teman sekantor atau teman sekelas jelas berarti meningkatkan intensitas pertemuan. Karena tidak mungkin kan Anda dan pasangan bertingkah layaknya tidak saling melihat padahal berada di satu tempat dan waktu yang sama? Berarti juga, Anda dan pasangan bertemu hampir setiap hari. Hari biasa bertemu di kelas/kantor, di akhir pekan jalan berdua lagi untuk kencan. Anda bisa bayangkan, jika orang-orang yang bertemu seminggu sekali saja bisa bosan, apalagi yang bertemu hampir setiap hari.

Dengan adanya pertemuan yang hampir setiap hari, Anda bisa berkilah itu sebagai kesempatan untuk memupuk cinta Anda berdua agar semakin dalam. Tapi justru di balik itu, Anda berdua juga sedang membuang-buang bahan bakar penting bernama “rindu”. Karena bertemu setiap hari, kalian berdua tidak punya apapun untuk dirindukan.

Malah Anda dan pasangan justru rindu untuk tidak saling bertemu! Mau terima ajakannya, tapi Anda sudah kebayang boringnya harus ketemu lagi. Mau nolak dengan bilang “Aku lagi ga pengen ketemu kamu karena aku bosan ketemu kamu terus”, boro-boro punya nyali.

2. Jadi bahan gosip sekelas/sekantor.

Mulai dari orang biasa hingga selebriti yang dikejar wartawan infotainment merasakan rasa risih yang sama ketika hubungannya sudah dibicarakan orang-orang. Padahal kita punya privasi agar hubungan kita tidak menjadi konsumsi publik. Tidak menutup kemungkinan si penebar gosip adalah orang yang iri melihat hubungan Anda dengan pasangan Anda atau yang menginginkan salah satu dari kalian. Sehingga mereka mencoba merusak hubungan Anda dengan menebar kabar miring tentang Anda dan pasangan.

Gosip biasanya dimulai ketika hubungan Anda dan pasangan terlihat sedang renggang. Jelas, sebab rekan sekelas/sekantor sudah terbiasa melihat perilaku Anda dan pasangan yang mesra dan baik-baik saja kok tiba-tiba sekarang terlihat tidak saling menegur. Belum lagi jika kalian mempertontonkan pertengkaran kalian di depan mereka. Anda dan pasangan sudah pusing dengan masalah yang sedang dihadapi, ditambah lagi rekan sekelas/sekantor yang kepo sibuk mencari secuil informasi dari kalian berdua lalu dijadikan bahan diskusi di belakang Anda.

Ini sebabnya mengapa di beberapa perusahaan ada larangan untuk tidak menjalin asmara dengan sesama pegawai di perusahaan tersebut. Untuk menghindari suasana kerja yang tidak kondusif dan menjaga agar hubungan antar karyawan tetap profesional.

3. Lebih sulit untuk move on.

Seperti yang sudah Anda ketahui dari berbagai tips dari Kelas Cinta dan Hitman System, langkah pertama dan paling efektif untuk mempercepat move on adalah stop kontak dengan mantan. Jika suatu saat hubungan Anda dengan pasangan kandas, bagaimana Anda bisa stop kontak dengannya jika setiap hari Anda bertemu dengan dia?

Kecuali Anda punya mental sekuat baja untuk melihat mantan Anda berkeliaran terus sejauh mata Anda memandang, kemudian tabah melihat dia yang sudah bisa move on duluan dengan menggandeng gebetan baru, ya silahkan saja.

Tidak ada yang salah dalam cinta, tapi ada yang namanya konsekuensi. Anda baru saja membaca tiga konsekuensi pacaran dengan orang yang ada di kelas atau kantor Anda. Bila siap menerima konsekuensinya, silahkan dilanjutkan. Namun bila tidak, jangan mengeluh bila nanti mengalaminya.


Monday, 9 June 2014

Kenapa Wanita Tertarik Pada Pria Berandalan ??


Mari kita bahas satu pertanyaan yang tak pernah terpuaskan di benak banyak orang, mungkin Anda termasuk di dalamnya. Kenapa wanita bisa tertarik pada pria-pria brengsek dan berandalan yang tidak tahu bagaimana cara memperlakukan wanitanya dengan baik?

Saya yakin ada banyak pria-pria baik yang tersebar di setiap sudut kampus dan kantor, duduk sendirian berharap mendapat kesempatan untuk menjalani hubungan yang manis dengan dengan wanita-wanita yang mereka harapkan. Pria-pria yang pada dasarnya baik dan tulus, namun tidak mengerti bagaimana menciptakan ketertarikan lawan jenis. Pria-pria yang mampu berempati pada wanita, mampu mengerti wanita dan dunia wanita dengan baik, terbukti dengan sering menjadi teman curhat, tapi kesulitan menembus batas lingkaran persahabatan itu.
Lalu kenapa, wanita, secara ganjil, justru malah tertarik pada pria berandalan dan brengsek yang tidak tahu bagaimana cara berhubungan dan memperlakukan mereka dengan baik?

Jawabannya sederhana. Pria brengsek mampu menawarkan tiga sifat yang tidak ada pada pria rata-rata di masyarakat: mental attitude, adventure and mystery. Ironis sekali bila pria-pria yang baik, tulus dan mampu memberikan hubungan yang sehat justru tergeletak kesepian hanya menggerutu soal ketidakadilan masyarakat ini.
Coba Anda bayangkan sebentar jadi wanita yang setiap hari dikerumuni pria yang romantis, berlomba-lomba menampilkan sifat-sifat seorang calon pacar andalan dan selalu memberi perhatian setiap saat. Anda pasti akan merasa bosan setengah mati! Apalagi Anda tahu, pria-pria melakukan semua hal itu karena memang ada maunya dan setelah jadian mereka semua akan berubah.

Sekarang coba bandingkan apa yang terjadi dengan pria-pria bad boy tersebut. Mereka dapat membuat wanita merasa berdesir dengan semangat tantangan, membuat wanita selalu menduga-duga, tidak pernah tahu kegilaan apa lagi yang akan dia lihat dari mereka. Di mata Anda, mereka adalah pria-pria brengsek. Tapi di mata wanita, mereka adalah pria-pria yang tidak membosankan dan tidak gampangan. Wanita harus melakukan sesuatu agar bisa menjadi bagian dalam semua sensasi petualangan pria-pria tersebut, bukan SEBALIKNYA; seperti yang dilakukan oleh pria “baik hati”. Ketika mereka melihat seorang pria bad boy, wanita merasakan ketertarikan emosional instant pada pria tersebutterlepas dari apapun yang logika mereka pikirkan.

Apakah secara logika mereka sadar bahayanya berhubungan dengan pria brengsek? Ya, mereka sadar akan kemungkinan sakit hati dan sebagainya. Tapi justru itu yang membuat api ketertarikan mereka semakin berkobar-kobar!

Kombinasi kejantanan, petualangan, dan misteri di balik pria-pria demikianlah yang memicu reaksi kimia yang tidak tertahankan dalam jiwa setiap wanita, mulai dari yang lugu hingga yang berpengalaman. Reaksi kimia yang terus memampukan mereka bertahan dan berkorban ketika melihat pria yang mereka cintai tersebut mulai dan terus bersikap kurang ajar dalam hubungannya. Pria yang memang memiliki orisinalitas, independence, dan watak bernilai tinggi memiliki ‘sinar’ yang serupa dengan pria-pria bad boy seperti itu.

Dan pilunya, sejumlah pria baik hati yang melihat fenomena tersebut berusaha merubah sikapnya menjadi pria dominan, kasar dan sok macho yang justru adalah topeng dari kurangnya rasa percaya diri dan nilai tinggi! Logika rendahan ala “kalo baik ditolak, berarti harus jadi brengsek.” Anda tidak perlu menjadi pria brengsek, Anda hanya perlu punya tiga sifat tersebut! Mental attitude, adventure dan mystery!


Jadi, apa attitude, adventure dan mistery Anda yang harus dia perjuangkan dari Anda hari ini?