Persahabatan yang terjalin berbeda jenis memang
memiliki indikasi untuk saling suka. Meskipun banyak yang pada akhirnya hanya
sebatas persahabatan, ternyata ada juga yang menjalani hubungan dengan sahabat
sendiri.
Tak ada yang berhak melarang saat kita suka sama sahabat kita sendiri.
Apalagi dia yang biasa menemani kita, dia yang biasa menasihati kamu jika kamu
salah, dia yang biasa selalu ada saat kamu membutuhkan tenaga, yang pada
akhirnya membuat kamu nggak bisa mengontrol perasaan sayang. Rasa itu tumbuh
seiring dengan kebersamaan kamu dan sahabat.
Apalagi, jika ternyata bukan hanya kamu saja yang memiliki perasaan itu.
Ternyata sahabat yang sudah kamu kenal lama itu diam-diam memendam perasaan.
Merasa nggak bertepuk sebelah tangan, kalian berdua memutuskan untuk
berpacaran. Memang sih tampaknya asyik pacaran dengan sahabat sendiri karena
sudah mengenal satu sama lain. Jadi kamu nggak perlu proses PDKT lagi.
Tapi, apa benar seperti itu?
Seperti dilansir dari laman Wolipop, psikolog klinis
dewasa, Wulan Ayu Ramadhani, M. Psi, mengatakan hubungan asmara dengan sahabat
lebih kompleks daripada berpacaran dengan pria yang baru dikenal.
“Pacaran dengan sahabat akhirnya jadi lebih kompleks karena konsekuensinya kehilangannya lebih menyakitkan. Kalau dengan orang baru investment dalam relationship-nya belum terlalu banyak. Kalau sama sahabat dia bisa kehilangan yang selama ini ada buat dia,” ujar Wulan.
Pacaran dengan sahabat bukan berarti tanpa kendala
apalagi perlu adaptsai yang lebih atas perubahan status sehingga seringkali
terjadi masalah. Mungkin jika kamu pacaran dengan pria yang bukan sahabatmu
sendiri, kamu akan lebih mengerti jika dia melakukan kesalahan. Apalagi kamu
berpikir bahwa dia orang baru di hidup kamu yang belum mengenal kamu luar
dalam. Berbeda dengan sahabat. Pacaran sama sahabat akan membuat kamu berekspektasi lebih,
bahwa dia akan mengerti kamu, akan tahu mau kamu apa, dan itulah yang menjadi
kendala di awal hubungan sehingga kemungkinan akan sering bertengkar.
Selain masalah timbulnya ekspektasi baru, perubahan
kebiasaan antara kamu dan sahabat juga kerap menjadi kendala. Misalnya saja
bersentuhan fisik, mungkin saat hubungan masih teman, kamu dan si dia sudah
biasa merangkul atau bergandengan tangan. Ketika sudah pacarab tentu ada
ekspektasi lebih yang belum tentu bisa diterima oleh kedua belah pihak.
Jadi, kamu siap menghadapi kendala pacaran dengan
sahabat kamu sendiri?
No comments:
Post a Comment