Monday, 30 June 2014

PRIA, Jangan Tiru Film KOREA !!!


Jika selama ini Anda punya hobi mengaplikasikan apa yang Anda lihat dari film drama cinta terutama Asia, tinggalkan itu semua. Apalagi bila Anda jomblo, semua hal itu adalah pengaruh buruk bagi kehidupan cinta Anda. Hindari film-film tersebut; terutama film Korea!

Setelah itu tinggalkan juga lagu-lagu cinta ala pria lemah tak berdaya, butiran debu, aku tak bisa hidup tanpamu, kutunggu kau sampai mati, atau apapun yang berasal dari boy band kalengan lainnya yang lebih banyak menari daripada bernyanyi.

Dianjurkan demikian karena semua hal tersebut akan memanjakan Anda dalam IMPIAN-IMPIAN ROMANTIS yang tidak akan pernah kesampaian! Semua hal tersebut akan mempertebal bau ngarep Anda, bau pria desperate, bau laki-laki loser! Bau laki-laki yang ngarep kisah fiksi arahan sutradara akan terjadi dalam hidupnya yang tidak menarik di dunia nyata. Sama seperti Anda tidak belajar Fisika dari film-film Iron Man, atau belajar mengendarai pesawat dari film-film aksi yang menampilkan pesawat terbang, maka Anda juga tidak seharusnya belajar dinamika cinta dari film cinta!

Bila ditanya, wanita memang mengaku suka pria-pria romantis, tapi pada kenyataannya, BUKAN sifat romantis yang menarik mereka, tapi CHALLENGES and ADVENTURES yang berbumbu romantika. Romantika itu sendiri tidak akan pernah bisa membuat wanita tertarik, apalagi mabuk kepayang.

Justru sebaliknya, menjadi seorang romantimania akan membuat wanita merasa JENUH. Apalagi jika Anda melakukannya semenjak awal pendekatan, terus-terusan sepanjang hari hingga akhirnya pacaran. Tinggal menunggu waktu hingga akhirnya sang wanita BERKELUH KESAH pada sahabatnya, “Dia memang pria romantis sih… tapi gimana yah, cuman itu aja bisanya.” Dia mungkin akan meninggalkan Anda dengan ucapan, “Kamu terlalu baik untuk aku.”

Jika Anda ingin jadi pria romantis, lakukan di sela-sela SULUTAN API BAHAYA. Masukkan banyak elemen RESIKO ke dalam interaksi Anda dan si dia. Berikan dia SECUIL kejutan romantika, lalu HENTIKAN segera seolah-olah Anda orang yang berbeda dari lima menit sebelumnya.

Romantisme baru menjadi berharga, bila Anda jarang melakukannya. Ingat hal itu.


Pengen Laku ?? Bagusin Dulu Kemasan !!!


Ada banyak pria yang kehilangan kesempatannya hanya karena fashion. Entah kenapa pria gemar sekali bersikap apatis terhadap grooming dan fashion, dan itu umumnya bisa ditemukan pada bocah usia ingusan hingga masa kuliah.

DEKIL. Urakan. JOROK. Tidak matching. KEKECILAN atau KEBESARAN. Outfashioned. BUTA WARNA. Tidak event-wise. BAU. Dan berbagai kesalahan fashion dan penampilan lainnya. Misalnya, merasa shallow jika mengikuti pakem-pakem fashion tertentu, sehingga MALAS UNTUK TERLIHAT MODIS atau keren. Entah mengapa, banyak pria merasa aneh dan menjadi orang lain bila harus berpakaian rapih.

“Gue ngerasa nggak jadi apa adanya pake baju-baju keren.” Sebuah ketololan yang sulit untuk dimengerti. Sama seperti mereka sulit mengerti kenapa mereka nggak laku.
Artikel ini tidak sedang menyuruh Anda untuk jadi metrosexual yang pergi ke salon untuk menicure dan pedicure. Tapi cukup sampai pada titik di mana Anda tahu bagaimana memilih set pakaian dan celana yang bukan hanya NYAMAN namun juga MENARIK di mata para wanita.

Sebagai makhluk yang terbiasa dengan estetika dari kecil, wanita mudah sekali merasa tidak nyaman ketika melihat sesuatu menyalahi estetika. Beberapa malah sampai MERINDING RISIH ketika didekati pria yang “sangat lihai” dalam melanggar semua prinsip fashion sekaligus.

Berdasarkan buku best-seller oleh Daniel Goldman, Social Intelligence, bagian paling primitif di otak manusia mengatur kemampuan untuk membaca apakah seseorang ‘terasa’ sebagai KAWAN atau LAWAN berdasarkan ekspresi dan penampilan fisiknya. Jadi menampilkan impresi fashion yang tepat akan sangat MELANCARKAN proses pendekatan Anda.

So, guys, cut it out. Help yourself to help those cute girls to feel safe with you.
BERSIH, RAPI, WANGI. Cukup tiga hal itu saja. Bila tiga hal itu saja Anda tidak mampu memenuhinya, Anda tidak pantas untuk mendapatkan wanita yang melakukan seribu hal untuk penampilan mereka sebelum keluar rumah.

Gue capek ditolak cewek. Gue mau apa adanya aja deh kayak gini.


Friday, 27 June 2014

Anda PRIA DEWASA atau BAYI TUA ???


Seseorang dianggap dewasa secara biologis ketika sudah melewati masa pubertas dan matang secara seksual yang memungkinkan dia untuk bereproduksi dan memiliki keturunan. Dewasa secara hukum di negara kita adalah ketika seseorang mencapai usia 17 tahun, di mana dia dianggap sebagi sebuah entitas yang independen, memiliki KTP, berhak untuk bekerja, untuk menikah, dan untuk ikut serta dalam pemilu. Seseorang juga biasanya dianggap dewasa ketika sudah menikah, tapi di jaman modern ini, di mana anak mami juga sudah bisa nikah, maka pernikahan tidak lagi menjadi standar kedewasaan yang baku. 

Tentu saja kita semua mengerti, bahwa kedewasaan bukan hanya soal biologis, legalitas dan pernikahan, tapi juga tentang kematangan emosional dan karakter seseorangKemampuan untuk mengambil keputusan yang benar, dan bersikap dalam berinteraksi dengan dunianya serta orang lain. Lalu bagaimana caranya mengukur kedewasaan emosional seseorang?

Coba lihat kisah yang terjadi di sekitar kita sekarang. Kedewasaan dalam diri seorang pria sudah menjadi  sebuah unsur yang sangat teramat langka. Pria dewasa yang matang adalah spesies langka di jaman sekarang, coba saja tanya pada para wanita bila Anda tidak percaya.

Itu sebabnya banyak wanita lebih tertarik pada pria yang jauh lebih tua, itu sebabnya Anda banyak melihat wanita muda cantik rela menjalin hubungan dengan pria beristri, karena citra kedewasaan yang terpancar dari mereka. Meskipun pria tersebut belum tentu juga memiliki kedewasaan emosional, tapi paling tidak, menjalin hubungan dengan pria yang TERLIHAT dewasa terasa lebih nyaman bagi wanita, dibanding dengan pria sebaya yang sibuk menyembah-nyembah di kaki mereka.

Begitu banyak permasalahan hubungan romansa yang saya dengar, baik itu dari teman, klien konsultasi, maupun sekedar dengar sana-sini, berakar dari ketidakdewasaan sang pria. Ketidakmampuan sang pria untuk bertanggung jawab, mengambil keputusan, menerima konsekuensi, dan mengatasi konflik, berujung menjadi masalah serius yang membawa penderitaan dan kesedihan: hamil di luar nikah, MBA (Married By Accident — nikah terpaksa karena hamil), aborsi, perceraian, kekerasan dan penganiayaan dalam hubungan, dan sebagainya.

Kebanyakan pria jaman sekarang adalah bocah-bocah egois kekanakkan, hampir tidak ada bedanya dengan anak kecil kecuali pada jenggot dan rambut-rambut lainnya. Pria-pria egois anak mami yang tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, memiliki emosi yang tidak stabil, suka ngambek, pencemburu, posesif, ngarep kronis, selalu nurut pada orang tua, dan yang terparah, bersikap kasar dan memakai kekerasan terhadap wanita untuk mengatasi konflik. Persis seperti seorang bocah cilik yang suka ngambek dan hobi menjahati anak lain yang lebih lemah daripadanya. Saya melihat ini sebagai sebuah permasalahan sosial yang serius.

Pertumbuhan dan kemajuan ekonomi membuat generasi kita tidak perlu lagi mengalami keterpaksaan untuk hidup mandiri seperti ayah-ayah kita dulu. Begitu lahir, segala sesuatunya sudah tersedia. Makanan, tempat tinggal, edukasi, dan uang jajan, adalah hal-hal yang langsung kita miliki. Hal-hal yang pada jaman dulu adalah sebuah kemewahan sudah menjadi hal yang normal dan wajar. Ditambah lagi dengan orang tua kita yang ingin memastikan anaknya selalu terpelihara tanpa kekurangan suatu apapun, membuat mereka enggan untuk melepas anaknya untuk hidup mandiri. Tanpa disadari, hal ini membuat pria-pria menjadi anak mami yang manja.

Dewasa ini kita bisa melihat di sekeliling kita, pria-pria yang bahkan di usia di atas 30 tahun masih tinggal dengan orang tuanya dan bergantung secara emosional pada orang tuanya. Khususnya, sang ibu tercinta. Makan masih dimasakin mama, pergi larut malam masih dicariin mama, segala keputusan besar harus dengan persetujuan mama, masalah pacar pun harus sesuai kriteria yang mama inginkan. Jujur saja, tinggal bersama orang tua memang nyaman tapi ketika Anda tidak bisa mengurus diri sendiri dan mengambil keputusan sendiri, Anda tidak akan pernah bisa menjadi seorang pria dewasa seutuhnya.

Ini adalah standar ukuran kedewasaan yang sederhana dan simple sekali:

  • Apakah Anda sudah mengurus diri Anda sendiri, merawat diri Anda sendiri? Karena bila Anda belum bisa mengurus diri sendiri, Anda tidak akan mungkin bisa mengurus orang lain.
  • Apakah Anda sudah mengambil keputusan sendiri atau masih diputuskan oleh orang lain? Karena bila Anda belum bisa memutuskan untuk diri sendiri, Anda tidak akan bisa memutuskan untuk orang lain.
  • Apakah Anda sudah mampu menangani emosi Anda sendiri? Bila orang-orang di sekitar Anda perlu melakukan sesuatu agar Anda bisa menahan emosi, Anda sebenarnya adalah bayi tua.
  • Apakah Anda sudah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan penting tentang hidup Anda? Misalnya, apa visi hidup Anda?
  • Apakah Anda susah mampu memberi diri Anda kebebasan? Apakah Anda mampu menghormati kebebasan orang lain?
  • Apakah Anda mencari pasangan untuk berbagi kebahagiaan, atau untuk menggantikan ibu merawat diri Anda?


Dari pertanyaan-pertanyaan ini, Anda bisa berangkat dan melihat pola yang jelas sekali. Apakah itu kedewasaan dan sudah sampai sejauh mana Anda mencapainya.


Wednesday, 25 June 2014

Si Pacar Ngajak Hubungan Intim ??


Kamu dan pacar sudah menjalani hubungan beberapa bulan. Kamu merasa selama ini hubungan kalian sangat mesra. Sikapnya yang baik, perhatian, mengerti kamu, dan lainnya membuat kamu sangat sangat menyanyangi dia dan berpikir bahwa kamu nggak akan mau kehilangan pria seperti ini. Hingga akhirnya kamu dan pacar membahas tentang seks—dia jujur bahwa dia pernah melakukan hubungan intim dengan mantannya. Dan kamu sebagai wanita, memiliki prinsip untuk tidak melakukan hal itu sebelum menikah.

Namun, setelah berbicara seperti itu, sikap pacar kamu berubah. Dia mendadak dingin, acuh tak acuh, bahkan mendadak dia jarang ngehubungin kamu.
Dan kamu tentu ada perasaan khawatir jika si dia meninggalkan kamu. Apalagi sebelumnya kalian nggak pernah ada masalah sebelumnya. Sikapnya berubah setelah pembicaraan seks beberapa hari yang lalu. Kemudian sebagai wanita yang ke 1001 pertanyaan muncul, salah satunya adalah apakah dia berubah sikap karena prinsip kamu?

Kamu tambah khawatir karena dia bilang, Ya, kamu buktiin aja kalau kamu emang beneran sayang sama aku.”

Kisah seperti itu ternyata masih ada, dan saya pikir hanya ada di sinetron.

Prinsip yang kamu pegang teguh itu seketika goyah, kebingungan karena apa yang dia maksud dengan pembuktian sayang. Ladies, pernah nggak sih kalian masuk ke dalam situasi pacar kamu menginginkan untuk berhubungan intim dengan kamu?

Jika pernah, saya pikir dia hanya pria yang tidak tepat untuk kamu.

Mengapa? Karena hubungan intim seharusnya dilakukan atas dasar sama suka, tanpa paksaan. Apalagi jika si dia berubah sikap saat kamu menolaknya. Pria yang menghargai kamu tentu nggak akan berubah sikapnya meskipun permintaannya nggak dituruti “hanya permintaan tertentu saja”.

Ibarat anak kecil yang minta mainan sama ayahnya, tapi karena baru beli mainan kemarin sang ayah menolak. Apa yang terjadi? Ngambek, marah-marah, dan sikapnya nggak semanis dulu. Jika memang pacar kamu seperti itu, dia memang kekanak-kanakan. Mau jika punya pacar yang sikapnya seperti itu?

Lagipula, jika kamu dan pacar memutuskan untuk berhubungan intim, saya pikir harus dilakukan atas dasar kepercayaan dan komitmen. Bukan atas dasar ancaman, apalagi pembuktian rasa sayang. Seolah rasa sayang nggak bisa dibuktikan selain hubungan seks saja Ladies. Saat kamu sudah percaya dengan si dia dan sadar akan semua konsekuensinya maka itu pilihan kamu. Karena saya nggak bisa menghakimi atas semua pilihan yang kamu ambil. Semua tindakan kamu, hanya urusan kamu dan Tuhan. Titik.

Namun, jika memang kamu mau melakukan itu. Pikirkan secara baik konsekuensi apa yang akan kamu tanggung. Jika kamu belum siap dengan konsekuensi yang akan kamu pikul, lebih baik tidak melakukannya ya Ladies.


Masalah Itu Di HADAPI !!!


Pacaran memang nggak lepas dari sebuah masalah. Adanya masalah dapat menguji kedewasaan seseorang. Hal itu bisa dilihat bagaimana respons seseorang terhadap masalah yang ada. Apakah kamu atau pasangan membiarkan masalah berlarut-larut atau tidak? Sekecil apapun masalah yang ada sudah tentu wajib diselesaikan. Jangan hanya karena masalah sepele kamu atau pacar malah membiarkannya tanpa ada penyelesaian yang baik.

Dalam sebuah hubungan, tentu prialah yang diharapkan untuk bisa menyelesaikan semua masalah. Pria dia anggap paling memiliki hak dalam mengambil keputusan dan dianggap pemimpin dalam sebuah hubungan. Nah, pertanyaannya adalah apakah kamu pria yang suka menghindari masalah atau mengajak pacar kamu duduk berdua menyelesaikan masalah?

Kalau saat kamu dan si dia punya masalah, tapi kamu malah lebih asyik tidur ketimbang menyelesaikan masalah. Atau saat kamu ada masalah dengan si dia tapi kamu malah nongkrong dengan teman kamu ketimbang menyelesaikannya bersama pacar, saya pikir kamu belum cocok disebut sebagai pemimpin.

Karena apapun masalah kamu dan si pacar, kamu WAJIB menyelesaikan masalah itu dulu hingga kelar. Seperti yang kamu sadari bahwa wanita adalah sumber drama di dunia ini. Saat masalah kecil tiba saja nggak jarang mereka membesar-besarkannya, apalagi jika kamu malah menghindari dia untuk menyelesaikan masalah? Yang ada si dia akan lebih membuat masalah kalian lebih banyak.

Menghindari masalah hanya menunjukkan bahwa kamu adalah pria dengan sikap pengecut dan ketakutan akan sebuah masalah. Selain itu juga menunjukkan bahwa kamu adalah anak kecil yang belum siap menghadapi masalah. Kamu ingat kan bagaimana saat kamu kecil dan bertengkar dengan teman priamu, saling memukul atau menjotos dan ternyata kamu kalah kamu langsung lari menemui ibu atau bapak kamu dan mengadukan semuanya. Hal itu wajar karena kamu masih anak kecil yang belum bisa menyelesaikan masalah sendirian—kamu seolah memerlukan figur dalam menyelesaikan setiap masalah kamu.

Namun, saat kamu sudah besar dan memutuskan untuk pacaran tentu kamu nggak bisa lagi melibatkan orang tua dalam setiap masalah kamu. Yang bisa kamu lakukan adalah menyelesaikan berdua bersama pacar kamu, mencari solusi atas setiap masalah yang ada dan meminimalisir terjadinya drama yang dikeluarkan oleh si dia.

Makanya, penting bagi kamu menghadapi masalah yang ada bukan malah menghindari. Sebuah masalah tak akan selesai jika kamu menghindarinya terus menerus, bahkan masalah akan terus membayangi kamu kemanapun kamu pergi kecuali kamu hadapi masalah itu secara langsung.

Jangan lupa buktikan bahwa kamu adalah pria dewasa yang sudah mampu menjadi pemimpin dalam hubungan kalian. Karena sedewasa apapun wanita dalam berpikir, tetap saja dia membutuhkan pasangannya untuk mengambil keputusan yang terbaik.


Thursday, 19 June 2014

Cemburu Cenderung Dirasakan Oleh Pria Berprestasi

Salah satu pemicu pertengkaran dalam sebuah hubungan adalah cemburu. Cemburu dianggap wajar selama tidak berlebihan. Rasa cemburu timbul oleh semua orang, baik lelaki ataupun wanita dan bagaimanapun tingkat kecerdasannya.

Seperti dilansir dalam Dailymail, penelitian yang diadakan baru-baru ini, menyatakan bahwa social media seperti Facebook bisa menjadi tempat untuk melihat kepribadian seseorang. Rasa cemburu cenderung dirasakan oleh seseorang yang berprestasi di universitasnya.

Terdengar aneh bukan? Bagaimana bisa seseorang yang cenderung pintar bisa merasakan kecemburuan hanya karena sebuah social media Facebook?

Penelitian itu mengikutsertakan beberapa mahasiswa. Mereka diminta untuk membayangkan dalam situasi di mana mereka tak sengaja memergoki terdapat pesan pribadi dari lawan jenis di akun Facebook pasangannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, menunjukkan mereka akan cemburu saat melihat pesan pribadi tersebut.

Jika berbicara cemburu memang semua orang pernag merasakannya. Namun, ternyata seseorang dengan kecerdasan di atas rata-rata cenderung akan lebih cemburu. Mengapa? Karena mereka memiliki mind set bahwa dirinya sempurna. Menganggap dirinya baik dalam segala hal sehingga mereka berpikir tak seharusnya pasangan melirik orang lain. Atau bisa juga akan terjadinya rasa persaingan dengan mereka yang menarik perhatian pasangannya.

Hasil penelitian lainnya, ada perbedaan ketika rasa cemburu itu datang antara pria dan wanita. Kebanyakan pria akan cemburu pada gender lawan bicara pasangannya. Namun, wanita bisa lebih cemburu dengan melihat emoticon yang digunakan pasangannya saat chatting dengan wanita lain. Bagi wanita, sebuah emoticon yang digunakan pasangannya tampak seperti flirting pada wanita lain.

Perasaan tidak ingin kalah, tersaingi, dan selalu merasa sempurna terdapat pada mereka yang merasa memiliki kemampuan yang lebih. Kamu termasuk di dalamnya?

Padahal jika kita merasa memiliki kemampuan, seharusnya kita tak boleh membiarkan rasa cemburu menguasai diri kita sendiri. Seharusnya kemampuan yang dimiliki menjadi salah satu modal sehingga pasangan tertarik pada kita. Apa jadinya, jika kita memiliki kecerdasan, tetapi tak mampu menahan rasa cemburu yang berlebihan, apalagi di social media.

Sebagai manusia, kita memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Merasa diri sempurna, bukan berarti pasangan tak bisa melirik yang lain. Rasa cemburu memang sikap yang lumrah, tapi bukan berarti sikap itu dapat menghancurkan hubungan. Karena siapa sih yang tahan dengan pasangan yang memiliki sifat pencemburu?


Bagaimana Jika Pacar Sudah Tidak Perawan ?


Semua orang pasti memiliki kesalahan masa lalu, salah satunya adalah pacar kamu. Kesalahan yang pernah dia lakukan adalah dia pernah berhubungan intim dengan mantan pacarnya. Untungnya, dia nggak pernah mengulang hal itu lagi dan belajar untuk tidak melakukan itu lagi.

Pernah mengalami?

Saat kamu merasa sudah serius sama si pacar dan berencana untuk ke jenjang berikutnya "tunangan" misalnya, ia jujur kalau dia sudah nggak perawan. Bagi beberapa pria yang memiliki prinsip tentang moralitas dan agama sepertinya akan berat menerima itu. Namun, ternyata masih ada lelaki yang menerima semua kondisi si pacar "baik atau buruknya".

Kalau kamu termasuk yang mana?

Berbicara cinta tentu semua ada resikonya, termasuk menerima resiko bahwa dia sudah ngak perawan. Tentu akan ada perasaan kecewa ketika kamu tahu pacar kamu seperti itu. Bahkan ngak sedikit pria yang memanfaatkan kondisi itu untuk bisa berhubungan seks dengan pacarnya.

Jika kamu mengetahui bahwa pacar kamu sudah ngak perawan, maka pilihannya memang hanya dua, yaitu meninggalkannya atau menerimanya.

Kalau memang kamu punya prinsip menikah dengan wanita yang masih perawan, maka pilihannya memang langsung meninggalkannya. Namun, saran saya kamu sebaiknya tidak membicarakan hal itu kepada orang lain atau membuat statu di fb dan mengumbar di dunia maya. Karena kembali lagi ke awal bahwa semua orang melakukan kesalahan dan berhubungan seks sebelum menikah bagi beberapa orang merupakan tindakan aib.

Dan saya tahu kamu bukan pria yang seburuk itu memberitahukan aib orang yang kamu sayang ke masyarakat luas. Selain nggak ada untungnya, bisa saja si dia depresi ngak kuat kesalahannya diketahui oleh orang lainkan ?  Apalagi saya juga yakin bahwa kamu ngak sejahat itu memanfaatkan kondisi dia yang sudah ngak perawan.

Namun, jika memang kamu menerima semua kondisi dia, saya ucapkan selamat karena saya pikir kamu sudah cukup dewasa. Menerima kekurangan orang lain memang tak mudah. Dan menceritakan kesalahan yang pernah dilakukan juga bukan hal yang mudah. Coba kamu bayangkan, apakah pacar kamu semudah itu mengatakan rahasianya padamu ? dan saya pikir kamu harus menghargai kejujuran dan keberaniannya.

Kalau memang masalah itu tidak jadi masalah dalam hubungan kamu, itu artinya kamu tidak akan mengungkit kesalahan dia dulu kan ? karena rahasianya sudah diberitahu ke kamu, bukan berarti saat terjadi masalah kamu mengungkit hal itu bahkan tak segan merendahkannya.

Jadi, saat kamu tahu bahwa pacar kamu sudah tidak perawan , apapun pilihan kamu ingatlah untuk tidak menyakiti perasaannya.!!

OKE !! ;) :)